Wednesday, July 3, 2013

Tips Memotret Jurnalistik


Mungkin anda sering melihat foto-foto yang diambil oleh suatu Koran atau pun Koren Online yang keren dan menarik untuk dilihat, oleh karenanya kami akan mengungkapkan sedikit caranya. Namun sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu kegiatan jurnalistik.
Jurnalistik artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Jurnalistik merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pemberitaan baik itu berita politik, olahraga dan sebagainya.
Setelah memahami sedikit tentang dunia jurnalistik, sekarang kita sampai pada cara memotret ala jurnalistik. Berikut ini Tips Memotret Jurnalistik yang dapat anda praktekkan dengan mudah :

Momen Sangatlah Penting
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam fotografi jurnalistik yaitu momen, momen tidak bisa diulang kembali. Jadi, jika kita melewatkannya sedetik saja bisa-bisa momen tersebut akan hilang. Berbeda dengan fotografer model yang bisa menciptakan momennya sendiri, bahkan mengutak-atiknya sesuka hati.
Berikut ini cara merekam momen, pertama kita harus fokus, tidak boleh lengah, dan peka terhadap keadaan sekitar. Jika memakai kamera SLR/ DSLR, format kamera dengan shutter speed tinggi dan menggunakan high-continues shoot. Jika menggunakan kamera saku atau kamera ponsel, kembali lagi, kita harus fokus, tidak boleh lengah dan peka terhadap informasi dari keadaan sekitar.

Angle Foto
Yang kedua adalah angle atau sudut pengambilan gambar. Hal ini sangat penting untuk memberikan persepsi tersendiri. Satu objek yang sama, namun jika dipotret dari beberapa angle berbeda maka akan terlihat beda pula.
Angle foto dibagi tiga yaitu:
High, di mana kita memotret dari sebelah atas objek,
Medium, di mana kita memotret sejajar dengan objek,
Low, di mana kita memotret lebih rendah dari objek.

Komposisi Foto
Komposisi berperan untuk merapikan gambar. Jika sebuah objek dipotret tapi komposisinya berantakan, kita akan sulit mengerti apa tujuan si fotografer memotret objek tersebut.
Fotografer profesional menggunakan rule of third. Rule of third adalah saat di mana kita ingin memotret, bayangkan foto itu dibagi oleh garis menjadi 9 kotak berbeda namun dalam satu kotak besar. Biasanya, objek ditempatkan di titik titik-titik temu antar garis.

Pencahayaan
Fotografi memang seni menangkap cahaya. Jika kita sudah menemukan momen, menentukan angle terbaik, dan sudah mengukur komposisi, tapi kalau pencahayaannya kurang tentu foto yang dihasilkan akan berwarna hitam semua. Demikian sebaliknya, jika pencahayaannya berlebihan, hasil fotonya justru hanya akan berwarna putih semua. Jadi, kita harus pandai menyiasati pencahayaan.
Segitiga pencahayaan (exposure) juga harus diperhatikan, yaitu Kecepatan Rana (Shutter speed), Bukaan Diafragma (Aperture) dan ISO. Pemakai SLR/DSLR mungkin bisa dengan mudah mengatur exposure di kameranya. Ditambah dengan adanya lampu flash internal yang ada di kamera, maupun membeli flash eksternal yang tentu dengan biaya tambahan yang lebih mahal.

No comments:

Post a Comment