Ketika makanan di dapur ada yang kedaluwarsa, saya dan suami sering berdebat apakah makanan itu harus dibuang makanan itu atau tidak.
Karena dia sudah bertualang ke seluruh dunia dan mencoba banyak makanan aneh, dia berpikir seberapa bahaya sih jamur di makanan? "Potong saja bagian jamurnya," katanya.
Saya, di sisi lain, bekerja di bagian layanan makanan rumah sakit. Sebelum jadi ahli gizi, saya pun sempat mengikuti kursus keamanan pangan dan mikrobiologi makanan. Jadi kalau makanan berjamur? Langsung buang!
Karena dia sudah bertualang ke seluruh dunia dan mencoba banyak makanan aneh, dia berpikir seberapa bahaya sih jamur di makanan? "Potong saja bagian jamurnya," katanya.
Saya, di sisi lain, bekerja di bagian layanan makanan rumah sakit. Sebelum jadi ahli gizi, saya pun sempat mengikuti kursus keamanan pangan dan mikrobiologi makanan. Jadi kalau makanan berjamur? Langsung buang!
Ternyata pendapat kami sama-sama benar. Menurut USDA, beberapa makanan bisa dimakan meski sudah berjamur, sementara beberapa jenis lain harus dibuang.
Di bawah ini adalah 4 makanan berjamur yang bisa Anda konsumsi (tapi jika sudah berjamur seluruhnya, buang saja):
1. Daging salami yang keras dan daging ham. Ternyata normal kalau kedua produk itu memiliki permukaan berjamur. Saran USDA adalah hilangkan saja jamurnya.
2. Keju keras dibuat tanpa jamur. Untuk keju yang tidak menggunakan jamur dalam proses pembuatannya, pada dasarnya jamur tidak bisa tumbuh. Untuk keju keras, seperti Asiago, Pecorino, Parmesan dan Cheddar, potong 1 inci (2,54 sentimeter) di sekitar dan di bawah area berjamur (untuk mencegah kontaminasi, jangan menyentuh jamur dengan pisau yang Anda gunakan).
3. Keju yang dibuat dengan jamur. Jenis keju ini, seperti Gorgonzola dan Stilton, memiliki permukaan berjamur, Anda bisa mengonsumsinya jika setidaknya memotong 1 inci di sekitar area berjamur.
4. Buah dan sayur yang keras. Kata kunci di sini adalah keras (contoh: kubis, paprika, wortel, dst). Seperti keju keras yang dibuat tanpa jamur, buah dan sayur yang keras juga tidak mudah ditumbuhi jamur. Hal yang sama juga berlaku untuk sayur dan buah jenis ini: potong seinci di sekitar dan di bawah area berjamur (ingat, jangan menyentuh jamur dengan pisau) sebelum memakannya.
Makanan yang harus langsung dibuang saat berjamur:
1. Yoghurt dan krim asam. Jenis makanan ini memiliki kadar kelembapan tinggi dan bisa terkontaminasi dengan jamur yang susah dilihat, tipis dan tertanam di dalam makanan.
2. Beberapa jenis keju. Keju yang dibuat dengan jamur dan tidak terlalu keras seperti Brie, Camembert dan beberapa jenis keju biru, harus segera dibuang. Keju lunak, seperti Cottage dan keju krim, Neufchatel, chevre (yang dibuat dari susu kambing), dst, juga harus segera dibuang bila berjamur. Semua tipe keju yang sudah hancur dan dipotong juga harus segera dibuang.
3. Selai dan jeli. Menurut USDA, jamur di selai dan jeli bisa memproduksi mikotoksin (zat beracun yang bisa membuat Anda sakit) dan harus segera dibuang.
4. Buah dan sayur lunak. Sebagaimana yoghurt dan krim asam, buah dan sayur lunak (mentimun, tomat, persik, dst) kemungkinan memiliki jamur di bawah permukaannya. Karena jamur menyebar lebih cepat di buah dan sayur, periksa juga makanan di sekitar sayuran dan buah-buahan tersebut.
5. Roti dan produk kue lain. Semuanya adalah tipe makanan berpori, jadi jamur bisa tumbuh di bawah permukaannya.
6. Selai kacang, kacang polong dan kacang-kacangan. Karena jenis makanan ini diproses tanpa pengawet, mereka memiliki risiko berjamur yang cukup tinggi, menurut USDA.
7. Daging, bacon atau hot dog. Jika jenis makanan ini, yang memiliki tingkat kelembapan tinggi seperti yoghurt dan krim asam, sudah berjamur, Anda harus segera membuangnya karena kemungkinan besar jamur juga tumbuh di dalamnya.
8. Sisa makanan yang dipanaskan. USDA menyarankan untuk membuang sisa makanan berbahan daging dan unggas yang dipanaskan. Makanan dari gandum dan pasta yang sudah berjamur juga lebih baik dibuang. Semuanya memiliki tingkat kelembapan yang tinggi dan kemungkinan besar jamur juga tumbuh di dalam makanan.
(Brierley Wright, M.S., R.D., Nutrition Editor, EatingWell Magazine)
No comments:
Post a Comment