Kasus kematian mendadak saat sedang berolahraga paling sering dipicu oleh
serangan jantung. Namun jangan takut olahraga, sebab menurut penelitian
serangan jantung saat bermalas-malasan 3 kali lebih mematikan dibanding
saat olahraga.
Para ilmuwan di Belanda menegaskan hal itu setelah meneliti sekitar 2.517 kasus serangan jantung yang terjadi di luar rumah sakit. Dari angka tersebut, 6 persen atau sekitar 145 kasus terjadi saat pasien sedang melakukan aktivitas olahraga.
Hasil analisis data menunjukkan, dari semua pasien yang mengalami serangan jantung saat berolahraga hampir setengah atau tepatnya 45 persen bisa diselamatkan dari maut. Peluang hidup pada pasien yang kena serangan jantung saat bermalas-malasan lebih rendah, yakni 15 persen.
Padahal jenis olahraga yang dilakukan para pasien dalam penelitian itu bukan sekedar jalan-jalan atau olahraga ringan lainnya. Beberapa bisa dikatakan berat, seperti bermain tenis, bersepeda, berenang dan juga olahraga di gym atau pusat-pusat kebugaran.
Aktivitas berat selama ini memang diketahui bisa memicu serangan jantung, terutama bagi yang memiliki riwayat gangguan jantung. Denyut jantung yang meningkat saat melakukan aktivitas fisik yang berat seringkali menyebabkan kegagalan fungsi jantung.
"Meski aktivitas fisik adalah cara terbaik untuk meningkatkan kebugaran jantung, olahraga bisa juga memicu serangan jantung yang sifatnya akut namun mematikan," kata salah seorang penleiti, Dr Arend Moesterd dari Meander Medical Centre seperti dikutip dari Dailymail, Senin (27/8/2012).
Berdasarkan hasil penelitian, Dr Moesterd menyimpulkan orang yang olahraga tetap lebih sehat dibanding malas-malasan. Kalau sama-sama mengalami serangan jantung, orang yang rajin olahraga punya peluang lebih besar untuk selamat dibanding yang malas-malasan.
Dr Moesterd meyakini, penyebabnya adalah faktor kebugaran mengingat orang yang rajin olahraga cenderung lebih bugar sehingga lebih mampu bertahan saat mengalami serangan jantung. Faktor lainnya adalah faktor pertolongan pertama, mengingat olahraga biasanya dilakukan di tempat umum sehingga akses pertolongan pertamanya lebih mudah daripada yang sedang malas-malasan di rumah.
Para ilmuwan di Belanda menegaskan hal itu setelah meneliti sekitar 2.517 kasus serangan jantung yang terjadi di luar rumah sakit. Dari angka tersebut, 6 persen atau sekitar 145 kasus terjadi saat pasien sedang melakukan aktivitas olahraga.
Hasil analisis data menunjukkan, dari semua pasien yang mengalami serangan jantung saat berolahraga hampir setengah atau tepatnya 45 persen bisa diselamatkan dari maut. Peluang hidup pada pasien yang kena serangan jantung saat bermalas-malasan lebih rendah, yakni 15 persen.
Padahal jenis olahraga yang dilakukan para pasien dalam penelitian itu bukan sekedar jalan-jalan atau olahraga ringan lainnya. Beberapa bisa dikatakan berat, seperti bermain tenis, bersepeda, berenang dan juga olahraga di gym atau pusat-pusat kebugaran.
Aktivitas berat selama ini memang diketahui bisa memicu serangan jantung, terutama bagi yang memiliki riwayat gangguan jantung. Denyut jantung yang meningkat saat melakukan aktivitas fisik yang berat seringkali menyebabkan kegagalan fungsi jantung.
"Meski aktivitas fisik adalah cara terbaik untuk meningkatkan kebugaran jantung, olahraga bisa juga memicu serangan jantung yang sifatnya akut namun mematikan," kata salah seorang penleiti, Dr Arend Moesterd dari Meander Medical Centre seperti dikutip dari Dailymail, Senin (27/8/2012).
Berdasarkan hasil penelitian, Dr Moesterd menyimpulkan orang yang olahraga tetap lebih sehat dibanding malas-malasan. Kalau sama-sama mengalami serangan jantung, orang yang rajin olahraga punya peluang lebih besar untuk selamat dibanding yang malas-malasan.
Dr Moesterd meyakini, penyebabnya adalah faktor kebugaran mengingat orang yang rajin olahraga cenderung lebih bugar sehingga lebih mampu bertahan saat mengalami serangan jantung. Faktor lainnya adalah faktor pertolongan pertama, mengingat olahraga biasanya dilakukan di tempat umum sehingga akses pertolongan pertamanya lebih mudah daripada yang sedang malas-malasan di rumah.
Sumber: detikHealth
No comments:
Post a Comment