Seolah-olah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Ia seolah-olah
melihat dahan yang berada tepat di hadapannya, lalu ia mengulurkan
dirinya ke arah dahan tersebut dan mengikatkan diri ke dahan seperti
tali lasso.
Ketika
seseorang terus mengamati gerakan-gerakan tanaman ini, ia menemukan
satu ciri menarik lain dari tumbuhan tersebut. Ia melihat bahwa batang
tanaman merambat tersebut dengan kuat melekatkan dirinya di atas
permukaan dimana ia berada dengan menjulurkan lengan-lengan sampingnya.
Bahan yang kental yang diproduksi oleh tanaman yang tidak memiliki
kesadaran tersebut merekat sedemikian kuat sehingga ketika tanaman ini
dicoba untuk dipindahkan dengan cara menariknya dari tempat ia berada,
maka cat yang ada ditembok akan ikut terangkat juga.
Begitupun dengan pepohonan. Pernahkan kita memikirkan bagaimana air mencapai dedaunan yang tinggi? Tidaklah
mungkin bagi air dalam sebuah tanki di bagian bawah bangunan anda untuk
naik ke lantai yang lebih atas tanpa adanya sebuah tanki hidroforik
atau mesin pompa air yang kuat. Anda tidak akan mampu memompa air
kendatipun hanya sampai ke lantai pertama. Oleh karena itu, sudah
seharusnya ada sistem pemompaan yang mirip dengan mesin hidrofonik yang
dimiliki oleh pohon.
Allah telah menciptakan
untuk tiap-tiap pohon semua sarana dan perlengkapan yang diperlukan.
Tambahan lagi, sistem pemompaan di setiap pohon terlalu canggih
dibandingkan dengan yang ada di bangunan tempat tinggal manusia.
Hal
lain yang dapat dipikirkan berhubungan dengan dedaunan. Dedaunan itu
sesungguhnya bukan bentuk sederhana seperti yang terlihat mata.
Dedaunan, misalnya, adalah sesuatu yang rentan dan mudah rusak. Namun,
daun-daun ini tidak kering kerontang karena panasnya terik sinar
matahari yang menyengat. Ketika seorang manusia berada pada suhu 40oC
dalam waktu yang sebentar, warna kulitnya berubah, ia menderita
dehidrasi. Sebaliknya, daun mampu untuk tetap hijau di bawah panas
matahari yang menyengat tanpa terbakar selama berhari-hari, bahkan
berbulan-bulan meskipun sangat sedikit sekali jumlah air yang mengalir
melalui pembuluh-pembuluhnya yang mirip benang. Ini adalah sebuah
keajaiban penciptaan yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu dengan ilmu yang tak tertandingi.
Begitulah, ketika menyusuri taman, kita memahami semua itu merupakan perwujudan sifat-Nya Yang Maha Indah (Al-Jamaal). Lihatlah: bunga daisy yang menguning. Kupu-kupu dengan ekornya yang indah meliuk di sela bunga.
Kupu-kupu,
misalnya, adalah makhluk yang sangat indah dan elok untuk dilihat.
Kupu-kupu, yang memiliki sayap dengan simetri dan disain semacam renda
yang demikian teliti sehingga terlihat seolah-olah dilukis dengan
tangan, dengan warna yang harmoni dan dipenuhi fosfor sehingga
berpendar, adalah bukti daya seni yang tak tertandingi dari ciptaan
Allah.
Banyaknya jenis tanaman dan pohon yang tak
terhitung di muka bumi merupakan bagian dari keindahan ciptaan Allah.
Bunga-bunga dengan warna yang beraneka-ragam dan berbagai bentuk
pepohonan telah diciptakan sedemikian rupa sehingga memberikan
kenyamanan bagi manusia.
Seseorang yang memiliki
keimanan akan berpikir bagaimana bunga seperti mawar, violet, daisy,
hyacinth, anyelir, anggrek dan bunga-bunga lainnya memiliki permukaan
yang sedemikian mulus, bagaimana mereka muncul dari biji-biji mereka
dalam keadaan yang halus sama sekali tanpa ada lipatan-lipatan, bagaikan
telah disetrika.
Satu lagi keajaiban
ciptaan Allah adalah aroma sedap yang menakjubkan dari bunga-bunga ini.
Mawar, misalnya, memiliki wangi yang tidak pernah berubah yang selalu
dikeluarkannya. Bahkan dengan teknologi paling maju sekalipun, bau yang
menyamai mawar tidak dapat dibuat.
Penelitian di
laboratorium-laboratorium untuk menyerupai bau ini belum mendatangkan
hasil yang memuaskan. Aroma parfum yang diproduksi dengan meniru bau
mawar pada umumnya memiliki bau harum yang sedemikian kuat sehingga
mengganggu orang. Tetapi bau asli dari bunga mawar tidak menimbulkan
gangguan apapun bagi manusia.
Orang
yang beriman sadar bahwa segala sesuatu ini diciptakan Allah agar ia
memuji-Nya. Sadar akan hal ini, seseorang yang menyaksikan keindahan
kebun ketika sedang berjalan-jalan akan mengagungkan Allah seraya
mengatakan, ''Maa syaa Allahu, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas
kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah)'' (QS. Al-Kahfi, 18: 39).
No comments:
Post a Comment