Friday, August 10, 2012

Anak yang Suka Menentang Cenderung Tumbuh Menjadi Pecandu



Kecenderungan seseorang untuk berperilaku ketika dewasa dapat diketahui sejak masa kanak-kanaknya. Anak-anak yang menunjukkan perilaku menentang berisiko kecanduan nikotin, ganja dan kokain. Sedangkan anak yang kurang dapat memusatkan perhatian, risikonya kecanduan nikotin lebih tinggi.

Kesimpulan tersebut diperoleh ilmuwan di Sainte-Justine University Hospital Center's (UHC) dan University of Montreal lewat penelitian selama 15 tahun. Dalam laporan yang dimuat jurnal Molecular Psychiatry, peneliti mengevaluasi perilaku 1.803 anak-anak berusia 6 - 12 tahun setiap tahun lewat ibu dan gurunya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usia 21 tahun, sebanyak 13,4% anak kemudian mencandu alkohol, sebanyak 9,1% kecanduan ganja, sebanyak 2,0% kecanduan kokain dan yang kecanduan tembakau ada sebanyak 30,7%. Namun pada gejala ganggguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD), penelitian tidak menemukan keterkaitan dengan penyalahgunaan zat.

"Dengan mempertimbangkan efek yang unik dari kurangnya kemampuan untuk memperhatikan dan hiperaktifitas, kami tidak melihat adanya hubungan antara gejala ADHD pada masa kecil dan penyalahgunaan zat di masa dewasa," kata peneliti, dr Jean-Baptiste Pingault seperti dilansir HealthDay, Jumat (3/8/2012).

Penelitian Pingault lebih banyak mengamati perilaku menentang dan memberontak yang kuat berhubungan dengan penyalahgunaan kokain dan ganja. Namun pada ADHD, hanya gejala kurang dapat memperhatikan saja yang erat berhubungan dengan kecanduan nikotin.

Kecenderungan ini ditemukan sama di antara anak laki-laki maupun perempuan yang diteliti. Namun anak laki-laki ditemukan lebih sering mengkonsumsi ganja dan alkohol, sedangkan anak perempuan cenderung merokok.

Prediktor terkuat perilaku penyalahgunaan zat terletak pada perilaku sering menentang dan melawan semasa kecil. Karakteristik ini dapat dikenal lewat sifat-sifat seperti mudah marah, cepat kehilangan kendali, tidak patuh, tidak mau berbagi tugas dengan orang lain, menyalahkan orang lain dan tidak mau memahami orang lain.

Pada anak yang memperlihatkan perilaku sangat menentang, risiko penyalahgunaan tembakau 1,4 kali lipat lebih tinggi, risiko penyalahgunaan ganja 2,1 kali lipat lebih tinggi dan risiko penyalahgunaan kokain 2,9 kali lipat lebih tinggi dibanding anak yang tidak terlalu menentang. Evaluasi dari ibu memberikan informasi yang lebih penting dan signifikan dibandingkan evaluasi guru.

Hal penting lainnya yang ditemukan dalam penelitian adalah hubungan antara kurangnya kemampuan memperhatikan dengan merokok. Anak yang sangat mudah lalai memiliki peningkatan risiko 1,7 kali lipat kecanduan tembakau. Hubungan ini mendukung hipotesis bahwa orang-orang yang mudah lalai akan menggunakan tembakau untuk membantu berkonsentrasi.


Sumber: detikHealth

No comments:

Post a Comment