Friday, April 20, 2012

Ibu Depresi Cenderung Sering Bangunkan Bayi


Momen kelahiran anak pertama memang hal yang menyenangkan, namun perlu Anda tahu jika masalah kurang tidur yang biasa dialami oleh para orangtua baru dapat menjadi ancaman. Berikut hal yang harus selalu diingat, Jangan pernah membangunkan bayi Anda yang sedang tidur.
 
Peneliti menemukan, bahwa ibu yang tertekan dan cemas berlebihan bisa memicu kelelahan mereka sendiri dengan membangunkan bayi di malam hari. Juga diketahui, bahwa bayi dari ibu yang mengalami depresi cenderung bangun lebih sering di malam hari.

Untuk mengetahui sebab akibat ini, peneliti di Pennsylvania State University, Amerika Serikat, melakukan analisis dari cara pengasuhan para orangtua di malam hari. Dari hasil studi, yang diterbitkan dalam Journal Child Development, mereka menempatkan beberapa kamera di 45 rumah.

Bayi-bayi yang dilibatkan dalam riset adalah yang berusia satu sampai 24 bulan. Empat kamera ditempatkan di berbagai lokasi, termasuk pada tempat di mana bayi itu tidur, pada pintu untuk menangkap siapa saja yang telah keluar-masuk, pada ayunan bayi, serta pada ruang tambahan yang biasanya digunakan para orangtua untuk menenangkan bayi mereka di malam hari.

Perangkat itu merekam aktivitas mereka selama 12 jam, dari awal tidur sampai keesokan paginya. Para ibu juga melaporkan dalam buku harian seberapa sering bayi mereka terbangun.

Douglas Teti, psikolog dan peneliti dari Pennsylvania State University, menyimpulkan dua hal :

1. Hubungan antara depresi yang dialami ibu dan kebiasaan bangun di malam hari merupakan dorongan bayi. Artinya, bayi yang tidak tidur nyenyak akan menyebabkan si ibu terbangun lebih sering. Kurang tidur dari waktu ke waktu dapat dikaitkan dengan gejala depresi yang lebih besar.

2. Atau, ibu dengan gejala depresi bisa saja terlalu khawatir dengan bayi mereka di malam hari. Oleh karena itu, mereka cenderung memeriksa keadaan si bayi lebih dari yang diperlukan.

“Hal yang mengejutkan, kami menemukan bahwa ibu dengan gejala depresi tinggi punya kemungkinan untuk mencari bayi mereka di tengah malam. Mereka akan menemani bayi mereka, bahkan ketika bayi mereka tidak sedang butuh perhatian,” ujar Teti, dikutip dari healthlandtime.com.

Depresi dan kekhawatiran tinggi

Teti berspekulasi bahwa ibu yang depresi akan mengalami tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi terhadap bayi mereka. Mereka cemas bila bayi akan kelaparan atau merasa ditinggalkan di malam hari. Para ibu itu mencari bayi mereka di malam hari mungkin juga karena kebutuhan keamanan emosional.

Dalam penelitian lain, Teti telah menyusun data awal yang menunjukkan bahwa ibu yang memiliki lebih banyak masalah dalam pernikahan mereka setelah melahirkan, mungkin akan tidur bersama dengan bayi mereka saat bayi itu berusia 6.

Untuk ibu yang tidak bahagia, berbagi tempat tidur dengan bayi mereka di tengah malam dapat menjadi cara untuk mencari kenyamanan emosional. “Penelitian ini penting karena membantu menjelaskan hubungan antara depresi yang dihadapi ibu dan peningkatan bangun malam pada bayi,” ungkap Teti.

Menurut Teti, jika para ibu membangunkan bayi mereka di malam hari tanpa alasan yang sangat penting, kebiasaan itu akan memiliki konsekuensi negatif pada hubungan mereka di masa depan.

Sumber : Vivanews

No comments:

Post a Comment