Thursday, June 28, 2012

Sindrom Patah Hati Ternyata Baik Bagi Jantung




Sindrom patah hati adalah sebuah kondisi yang diyakini menyebabkan gagal jantung pada orang yang mengalami stres. Ternyata, kondisi ini sebenarnya berfungsi melindungi jantung dari paparan adrenalin dalam jumlah tinggi.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menjelaskan bahwa takotsubo cardiomyopathy atau disebut juga 'sindrom patah hati' terjadi karena stres emosional yang berat. Biasanya gangguan ini dialami orang yang kehilangan seseorang yang disayangi akibat kematian atau perpisahan.

Sekitar 1 - 2% orang yang awalnya diduga menderita serangan jantung ternyata ditemukan memiliki sindrom ini. Ternyata, gangguan ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan jantung dari limpahan hormon adrenalin yang bisa berakibat fatal.

Peneliti dari Imperial College London mensimulasikan kondisi ini pada hewan. Hasilnya menunjukan bahwa tubuh merespon adrenalin lewat mengalihkan fungsi normal jantung dengan cara mengurangi kekuatan memompa. Respon terhadap adrenalin ini diduga dilakukan untuk melindungi jantung dari adrenalin kadar tinggi yang dilepaskan tubuh ketika stres.

Pasien dengan sindrom patah hati kebanyakan adalah wanita tua. Biasanya gejala yang dialami menyerupai serangan jantung, tapi hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya penyumbatan di arteri koroner. Jantung akan terlihat seperti balon disebabkan bagian bawah jantung tidak berkontraksi dengan benar. Kondisi ini juga terlihat pada orang yang disuntik adrenalin untuk mengobati reaksi alergi yang parah.

Dalam penelitian, peneliti meniru kondisi tersebut dengan cara menyuntikkan adrenalin dosis tinggi pada tikus yang sudah dibius. Seperti halnya pada pasien sindrom patah hati, kontraksi otot jantung ditekan ke bagian bawah jantung. Para peneliti menemukan bahwa mekanisme ini melindungi jantung dari rangsangan adrenalin berlebihan yang bisa berakibat fatal.

"Perangsangan adrenalin di jantung penting untuk membantu mendapatkan lebih banyak oksigen dalam situasi stres, tetapi dapat merusak jika berlangsung terlalu lama. Pada pasien sindrom patah hati, adrenalin bekerja dengan cara berbeda dan melindungi jantung agar tidak merespon secara berlebihan," kata kata Profesor Sian Harding dari National Heart dan Lung Institute (NHLI ) di Imperial College London seperti dilansir Sciene Daily, Kamis (28/6/2012).

Dr Alexander Lyon, ahli jantung dan konsultan di Royal Brompton Hospital mendirikan layanan pertama di Inggris yang berfokus merawat pasien sindrom patah hati. Menurutnya, mekanisme penanganan pasien dengan sindrom ini belum diketahui sepenuhnya.

"Temuan ini sangat bermanfaat. Kami telah mengidentifikasi suatu terapi obat yang mungkin bisa membantu. Tetapi hal yang paling penting adalah mengenali kondisi dan tidak membuatnya menjadi makin buruk dengan memberikan pasien obat seperti adrenalin," kata dr Lyon.

Sumber: detikHealth

No comments:

Post a Comment