Bagaimana peran vitamin C dalam proses metabolisme kolesterol? Begini ceritanya.
Dalam metabolisme kolesterol, vitamin C berperan meningkatkan laju kolesterol yang dibuang dalam bentuk asam empedu, meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik), dan berfungsi sebagai pencahar sehingga meningkatkan pembuangan kotoran. Pada gilirannya hal ini akan menurunkan penyerapan kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi kolesterol.
Vitamin C dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida pada sejumlah orang yang biasanya memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi. Namun, sayangnya hal itu tidak berlaku pada orang dengan kadar kolesterol dan trigliserida normal. Jadi, rupanya vitamin C berperan menjaga keseimbangan (homeostatis) jenis lemak ini di dalam tubuh.
Vitamin C juga sangat penting untuk sintesis kolagen. Padahal kolagen itu berbentuk serabut kuat dan merupakan jaringan ikat yang penting bagi kulit, otot, pembuluh darah, dan bagian tubuh lainnya. Tidak mengherankan kalau kekurangan vitamin C cenderung melemahkan struktur pembuluh darha, jantung, dan otot jantung. Jadi, peran vitamin C dalam pembentukan kolagen merupakan faktor positif untuk mencegah serangan penyakit jantung koroner.
Penelitian lain malah nyata-nyata menunjukkan, kekurangan vitamin C menyebabkan kerusakan susunan sel pada dinding pembuluh arteri sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis.
Angka kecukupan gizi vitamin C ditetapkan sebesar 60 mg sehari (100 g jeruk mengandung 49 mg vitamin C). Angka kecukupan tersebut sebenarnya hanya dimaksudkan untuk mencegah skorbut, penyakit pada gusi. Mitos bahwa tubuh hanya dapat menyimpan vitamin C dalam jumlah sangat sedikit, dan karenanya hanya membuang uang saja mengonsumsi vitamin C dosis tinggi, agaknya kurang tepat.
Sebenarnya, tubuh menyimpan dan memanfaatkan vitamin C secara berfluktuasi, tergantung berapa banyak yang diperlukan, misalnya, untuk menunjang sistem imunitas, mengatur metabolisme kolesterol, mengikat radikal bebas, dan menyembuhkan luka. Jadi, vitamin C seyogianya dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk kesehatan. Linus Pauling bahkan menyarankan konsumsi 1 – 3 g sehari untuk menjaga kesehatan yang optimal, tetapi cara yang terbaik untuk mengetahui berapa jumlah vitamin adalah dengan “menanyakan” kepada tubuh kita sendiri. Inilah yang disebut teknik toleransi perut.
Teknik toleransi perut dikembangkan oleh Dr. Robert Catchart yang berpengalaman dalam pengobatan dengan vitamin C. Konsumsi vitamin C berlebihan akan menimbulkan diare. Karena larutan vitamin C pekat dalam usus akan menarik air dari sekeliling sel dan akhirnya kotoran dilepaskan dalam bentuk diare. Diare terjadi kalau ada kelebihan vitamin C yang mencapai usus halus dan tidak diserap tubuh. Toleransi perut ini mungkin akna berubah tergantung dari derajat kesehatan seseorang.
No comments:
Post a Comment