Tuesday, March 13, 2012

Stres Kronis Bisa Berakibat Fatal Bagi Otak Remaja



Stres bisa dialami oleh siapa saja termasuk kaum remaja yang diketahui masih memiliki emosi yang labil. Tapi sebaiknya waspada, karena stres yang kronis pada remaja bisa berbahaya bagi otak.

Studi yang diterbitkan dalam Neuron dan dilakukan oleh peneliti dari University at Buffalo menemukan bahwa stres kronis yang dialami selama masa remaja bisa memiliki efek yang sangat kuat pada otak.

"Kami telah mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara molekul dan perilaku yang terlibat dalam respons stres," ujar Zhen Yan, PhD, seorang profesor di Department of Physiology and Biophysics, UB School of Medicine and Biomedical Sciences, seperti dikutip dari MedIndia, Selasa (12/3/2012).

Yan menuturkan studi ini menunjukkan hilangnya reseptor glutamat telah dikaitkan dengan efek negatif dari stres kronis atau stres yang berulang-ulang. Glutamat merupakan pemain kunci dalam penyakit mental dan penting dalam mengobati gangguan seperti depresi, kecemasan dan skizofrenia.

Yan dan rekan-rekannya telah memahami mekanisme molekuler dari stres. Sebelumnya tim peneliti telah menemukan bahwa stres akut bisa membantu mempertajam memori, tapi sekarang diketahui bahwa stres kronis justru memiliki efek sebaliknya.

Saat usia remaja maka otak menjadi sangat sensitif terhadap stres terutama di daerah korteks prefrontal yang mengendalikan memori kerja, pengambilan keputusan dan perhatian.

Jika remaja mengalami stres berulang, maka ia akan kehilangan reseptor glutamat dan fungsi dari korteks prefrontal. Kondisi ini mengakibatkan penurunan yang signifikan dalam kemampuannya mengingat dan mengenali obyek yang sebelumnya dikenali.

Disfungsi pada korteks prefrontal juga diketahui terlibat dalam stres yang berhubungan dengan penyakit mental. Hal ini karena peneliti berhasil mengidentifikasi bagaimana stres mempengaruhi penyakit mental.

"Berdasarkan penelitian ini, kita bisa mulai menargetkan sistem glutamat dengan cara yang lebih spesifik dan efektif, sehingga ada kemungkinan mengembangkan obat yang lebih baik untuk penyakit mental serius," ujar Yan.

Karena itu penting bagi remaja mencaritahu hal-hal apa saja yang bisa dilakukannya untuk mengurangi stres, sehingga mencegah terjadinya stres kronis dan membantu melindungi otaknya.

Sumber : detikHealth

No comments:

Post a Comment