Monday, March 26, 2012

Antara Evolusi dan tersesat dalam fenomena ilusi Evolusi


Apa bedanya ‘manusia-manusia’ purba dengan ‘manusia-manusia’ yang hidup sekarang? lebih beradab? apa itu beradab?
Apakah karena ‘manusia’ dahulu telanjang, dan hanya mengetahui bagaimana berburu dan bercocok tanam? sedangkan ‘manusia’ sekarang berdasi, dan menciptakan istilah-istilah dari interaksinya sendiri sehingga tampak intelek? lantas mereka pantas menyandang keberadaban.
Jika dilihat Trend yang sedang berkembang dan akan terus berkembang, dari zaman manusia mulai mencipta teknologi hingga sekarang, teknologi memberikan kemampuan bagi ‘manusia’ untuk menguras Alam dengan kecepatan dan daya angkut (baca:daya rusak) yang semakin meningkat 
Manusia’, mereka bermukim lalu menghabiskan sumber daya alam di tempat itu hingga tak tersisa lagi, lalu mereka pindah ke tempat lain dan mereka habiskan lagi, hingga setiap tempat yang mereka injak menjadi layu bahkan mati. Ada sebuah organisme yang memiliki pola yang sama, Virus.
Jika kutipan diatas tidak benar, maka daerah mana yang menjadi lebih baik ketika ‘manusia’ tinggal didalamnya ketimbang sebelum mereka menjejakan kaki pertama kali ditempat itu?
Apakah daerah tersebut menjadi semakin sejuk? sumber airnya semakin melimpah? Udaranya bebas polusi?
Alam memiliki sistem keseimbangan hidup-nya sendiri, ketika ada tumbuhan atau hewan yang mati, bangkainya tetap bermanfaat bagi yang lain, sebagian menyuburkan tanah, sebagian menjadi makanan organisme renik penjaga keseimbangan udara dan tanah.
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, mereka hanya berubah bentuk 
Keberadaan manusia, mengguncang keseimbangan tersebut, jika dilihat peta besarnya, memang masuk akal jika kiamat terjadi. ‘Manusia’ dengan segala kebutuhannya mengkonsumsi alam sekitar secara membabi buta,Seandainya sekarang ada program CSR (Coorporate Social Responsibility) yang diwajibkan oleh pemerintah kepada perusahaan-perusahaan untuk supaya keberadaan mereka yang menguras hasil alam, menjadi bermanfaat tidak hanya bagi investor namun juga masyarakat sekitar dan alam sekitar. Hal tersebut tidak akan bisa menghentikan atau memperlambat pengrusakan dan pengurasan yang sedang terjadi.
Beberapa cara alam menyeimbangkan dirinya terhadap keberadaan dan sikap ‘manusia’ adalah bencana alam. Jika dilihat dengan bijak, bencana alam merupakan bentuk paling esensi dari sebuah kearifan lokal, sebuah penjaga keseimbangan. Jika ‘manusia’ tidak berusaha menjaga keseimbangan ini, maka alam yang akan mengambil alih.
Tidak jauh berbeda manusia dahulu dengan sekarang, jika mereka yang terdahulu memiliki pengetahuan dan teknologi seperti kita yang sekarang, perlakuan terhadap sesama dan alam akan sama.
Letak perbedaanya hanya pada daya rusaknya, ‘manusia-manusia’ sekarang memiliki kemampuan lebih dalam merusak keseimbangan alam ketimbang mereka yang terdahulu.
Lalu dimana nilai manusia? berubahkah dari dulu hingga sekarang? Apa yang membuat manusia lebih baik ketimbang manusia yang lain? Ucapannya kah? ucapan yang seperti apa?
Tulisannya ?
Perbuatanya kah? Perbuatan apa? Siapa yang paling diuntungkan dengan perbuatannya?
Bagian dari perkembangan pengetahuan ‘manusia’ adalah ia sudah mampu merekayasa (baca:memanipulasi) nilai-nilai dari manusia, membengkokannya sesuai dengan kebutuhannya.
Apakah anda sedang merasa menjadi ‘manusia’ yang bermanfaat? atau mungkin sedang berusaha menjadi ‘manusia’ yang bermanfaat?
Untuk siapa? siapa yang paling mendapatkan manfaat dari jerih payah yang anda usahakan? Anda sendiri? Perusahaan anda? Anak buah anda? Konsumen dari perusahaan anda? Masyarakat sekitar anda? Sejauh mana definisi manfaat yang ada di benak anda, menjadi manfaat yang nyata juga bagi mereka?
Silahkan berapologi ..........



No comments:

Post a Comment