Monday, October 22, 2012

Kekayaan Bukan Ukuran Cinta Dunia




Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang 'Alim Ulama beserta 2 Santrinya. Kehidupan mereka bertiga sangat sederhana, bahkan bahan makanan yang akan digunakan besok untuk makanpun tidak ada. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan yaitu Hanya beribadah-beribadah dan beribadah. Jikalau perut mereka sudah lapar, maka keseharian yang dilakukan adalah pergi ke sungai untuk memancing ikan.

Dengan kerendahan hati sang guru, jika ikan yang diperoleh hanya 1 ekor, maka itu akan menjadi santapan bersama-sama yang luar biasa dengan kedua santrinya. Dan jika ikan yang didapat 3 ekor, maka itu merupakan nikmat yang luar biasa bagi mereka. Itupun tidak lebih dari 3 ekor. Kadang pula, tidak ada seekor ikanpun yang didapat, maka itu merupakan nikmat rohani yang luar biasa karena ketika dalam kondisi tersebut, maka puasalah mereka untuk menahannya.

Karena ikan yang mereka dapatkan dari memancing tidak pasti, seringpula Seorang 'Alim Ulama ini ketika mengkaji ilmu agama terlintas dalam pikiran :

"Ya Alloh, Nanti sore kalau ndak dapat ikan, kami makan apa 
Ya Alloh,,sudah 2 hari kami puasa karena tidak seekor ikanpun yang tersangkut kail kami..mudah-mudahan engkau limpahkan rejeki kepada kami".

Hari demi hari, bulan, bahkan tahun, keseharian yang dilalui tidaklah berubah. Seakan hal tersebut sudah menjadi roda yang berputar tidak ada peningkatan apapun dalam kehidupan mereka.
Akhirnya seorang 'Alim Ulama tersebut Mengutus kedua santrinya pergi ke Kota untuk meminta Nasehat dari Ulama besar di Kota. Beliaupun berkata :

"Yaa Santriku,,Kalian Ku utus pergi ke Kota. Temui Ulama Besar ini. Beliau adalah seorang 'Alim Ulama. Mintalah Nasehat untuk Gurumu ini kepada Beliau".

Tanpa bertanya panjang lebar, akhirnya pergilah kedua santri tersebut ke Kota untuk mencari seseorang yang dimaksud oleh Gurunya tersebut.

Sampailah mereka berdua di Kota. Setelah bertanya-tanya akhirlah ketemulah rumah Ulama besar yang menjadi tujuan mereka berdua. Namun sampai didepan rumahnya, mereka berdua bahkan ndak yakin kalau itu rumah Ulama yang dimaksud oleh Gurunya. Bagaimana tidak, dari depan terlihat megahnya seperti istana…dengan 2 penjaga didepan pintu gerbang yang sangat besar.
Tidak lama kemudian datanglah seseorang dengan Gagahnya menunggangi kuda mendatangi kedua santri tersebut. Yang tidak lain adalah Ulama yang di Maksud Gurunya sekaligus pemilik rumah tersebut. Dan bahkan dengar issue keramatnya ketika ada penduduk sekitar yang kekurangan, cukup dengan kudanya mengkibaskan ekornya, maka keluar uangnya.

Kemudian mereka semua masuk kedalam, dan sangat menakjubkan. Kedua santri hanya mampu menengok keKanan dan keKiri….."WWuuuiiikk..Apik'e…"(Istilah orang jawa begitu). Karena memang isinya sungguh luar biasa, dengan pernak pernik yang sangat mengkilau. Perabotan yang lengkap berlapis emas, sehingga Membuat keduanya menelan ludah.."cc333gglleeeegg…!!!!!".

Setelah kedua santri tersebut berhadapan dengan maksud ingin menyampaikan maksud dan tujuannya datang kesitu. Tanpa mengucap kata-kata, bahkan keduanya belum menyampaikan maksud dan tujuannya, Ulama tersebut langsung memberikan nasehat :

"Hei Para Santri…sampaikan kepada Gurumu…JANGAN KEDUNIAWIAN,,,!!!!!Sudah, kembalilah dan sampaikan itu kepada Gurumu", (Atau bahasa kerennya"KeDonyan"). Padat singkat dan Jelas.

Wauh..betapa kagetnya keduanya setelah Gurunya yang dengan kehidupan sederhana dan serba kekurangan di Katakan "Kedonyan..!!!" Bahkan makan untuk hari esok aja ndak punya.
Dengan raut marah, mengingat itu adalah perintah gurunya, akhirnya merekapun kembali kedesa untuk menyampaikan nasehat yang diberikan Ulama tersebut.

Tidak lama kemudian tibalah keduanya menemui Gurunya. Bertanyalah sang Guru kepada Santrinya,,

"Wahai Santri, Apakah kamu telah bertemu dengan Ulama yang saya maksud??dan Apa Nasehat yang diberkan kepada saya???"

Akhirnya keduanya menyampaikan nasehat yang telah didapat namun dengan nada yang berbeda dengan maksud membela Gurunya dan tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan Gurunya.

"Ya Guru Kami, Kami sangat Marah sekali. Bagaimana tidak, Guru dengan kesederhanaannya, di Anggap Kedonyan sama Ulama Tersebut….!!!"

Dengan bangganya mengatakan hal tersebut kepada Gurunya.

Namun apa yang terjadi, keduanya malah balik kena Marah Gurunya…

"Kalian itu, tahu siapa beliau….Beliau tersebut adalah seorang Walimin'Auliya'…Beliu adalah kekasih Alloh…beraninya kalian bicara begitu…!!!" Terdiam semuanya setelah Sang Guru membentak keduanya.

Akhirnya dengan nada terseduh-seduh dengan diiringi tetesan airmata…!!!!!

"Astagfirullohal'adhiim…Benar kata beliau wahai santriku….ketika Aku mengajar kalian mengkaji ilmu agama, sempat terlintas dalam hati dan pikiran masalah makanan, ketika aku sholatpun,,sekilas memikirkannya….besook kita makan apa…!!!!"

Kawanku yang budiman, Bagi mereka orang-orang yang sudah dekat dengan Tuhannya, Maka yang dijadikan ukuran bukanlah hartanya. Tapi kebersihan hati, dalam taat kepada Tuhannya. 

Tidak semua orang Kaya itu Keduniawian,,,dan belum tentu juga orang yang ndak punya apa-apa dapat dikatakan orang yang Tidak keduniawian…Ukurannnya adalah Hati dari masing-masing. Dari cerita di atas, meskipun beliau berkelimpangan harta, namun dalam hati tidak sedikitpun urusan dunia melalaikannya dengan Tuhannya.

Alangkah baiknya jika menyikapi sesuatu dengan bijaksana. Dan selalu pentingkan kewajiban untuk mendalami ilmu Agama supaya kita tidak mudah terjerumus kedalam kesesatan.

Mudah-Mudahan Bermanfaat…..!!!!!


No comments:

Post a Comment