Thursday, October 25, 2012

7 Trik Agar Tetap Konsisten Saat Terapkan Kedisiplinan Pada Anak


Membuat anak untuk disiplin melakukan kewajibannya memang tidak mudah. Kondisi ini bisa semakin parah ketika orangtua juga tidak konsisten menerapkan peraturan yang mereka buat.

Ketidakonsistenan tersebut bisa terjadi karena banyak hal, misalnya ketika Anda lelah atau stres. Ketimbang semakin capek karena harus menghadapi anak yang marah saat tidak menurut, Anda memilih membiarkannya melanggar aturan yang sebenarnya sudah disepakati bersama.

Sal Severe, penulis buku 'How to Behave So Your Child Will Too' mengatakan bahwa sikap tidak konsisten dapat membuat buah hati merasa ragu-ragu, tidak aman, dan bingung. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Aviva Pflock, penulis buku parenting yang menyatakan bahwa konsistensi sebenarnya membuat anak-anak merasa nyaman.

Lalu apa saja yang dapat orangtua lakukan untuk menjaga konsistensi ketika menerapkan disiplin pada anak? Berikut triknya seperti dilansir dari Baby Center.

1. Tentukan Prioritas
Sesuatu yang terlalu berlebihan tidak akan baik, begitu pula jika Anda berusaha mendisiplinkan terlalu banyak peraturan sekaligus pada anak. Pilihlah satu atau dua peraturan yang ingin Anda disiplinkan pada buah hati agar Anda tidak kewalahan dalam menjalankannya sehingga dapat konsisten.

2. Bersabar
Saat-saat awal anak memiliki kewajiban baru yang harus dilakukan, kadang mereka tidak memahami betul bahwa peraturan tersebut harus mereka patuhi. Hal ini wajar mengingat usia anak yang belum dewasa. Maka itu, bersabarlah untuk menunggu terjadinya perubahan pada buah hati karena apa yang Anda inginkan kadang tidak bisa Anda dapatkan secara mudah dan cepat.

3. Menulis Peringatan
Catatlah beberapa peringatan yang harus Anda patuhi sendiri di tempat-tempat yang tidak jauh dari pandangan seperti 'jangan berdebat' atau 'jangan menyerah jika anak merengek'. Selain itu, selalu ingatkan diri Anda sendiri tentang prinsip 3C yaitu Calm (tenang), Consistency (konsistensi), dan Caring (perhatian).

4. Pertimbangkan Jangka Waktu
Semua orang membutuhkan waktu, struktur, dan tidak dalam keadaan stress saat melaksanakan konsistensi. Maka itu, janganlah menetapkan peraturan baru tentang bagaimana si kecil harus disiplin tidur lebih awal setelah liburan kenaikan kelas tepat sehari sebelum memulai tahun ajaran baru, baru punya adik bayi atau akan pindah rumah.

5. Siap Menerima Perlawanan
Sebagaimanapun Anda konsisten pada peraturan yang dibuat, tidak menutup kemungkinan anak akan memberikan respon yang buruk dan berusaha kembali ke kebiasaan lama. Jika hal tersebut terjadi, jangan merasa putus asa karena hal tersebut normal. Terimalah perlawanan sementara yang dilakukan anak karena dapat membuatnya tidak terlalu merasa frustasi sementara Anda dapat tetap konsisten pada apa yang dijalani.

6. Meminta Bantuan
Saat berkomitmen untuk mendisiplinkan buah hati, mintalah bantuan dari pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh bagi kehidupan anak untuk mempermudah misi Anda mengubah sikap buruknya. Pihak-pihak yang bisa Anda mintai bantuan antara lain teman Anda, guru sekolah atau guru les, pengasuh, atau kakek-nenek.

7. Buat Pengecualian
Sesekali buatlah pengecualian secara sengaja sebagai hadiah bagi anak yang selalu disiplin. Misalnya saja membebaskan dia dari peraturan membereskan kamar tidurnya selama ia menginap di rumah kakek-nenek. Hal ini dapat meningkatkan kedisiplinan buah hati pada peraturan yang ada karena ia merasa senang menjalankannya.

No comments:

Post a Comment