Ikan hiu bisa punah kalau terus menerus diburu untuk diambil siripnya, lalu dikonsumsi sebagai makanan. Alasan lain untuk membatasi konsumsi sirip ikan hiu adalah, sirip ini mengandung racun yang bisa membuat orang pikun lebih cepat.
Menurut penelitian terbaru, sirip ikan hiu mengandung racun bernama BMAA atau beta-n-methylamino-L-alanine. Racun ini dipercaya bisa memicu berbagai jenis kerusakan saraf, termasuk Alzheimer atau pikun serta gangguan anyotrophic lateral schlerosis.
Tidak cuma terkandung dalam sirip ikan hiu yang dikonsumsi dalam kondisi segar seperti dalam sup, racun ini juga bisa ditemukan dalam produk olahannya. Salah satunya adalah kapsul suplemen yang dibuat dari tulang lunak sirip ikan hiu dan banyak dikonsumsi sebagai obat.
Para peneliti dari University of Miami menemukan racun ini pada sedikitnya 7 spesies ikan hiu moncong hitam, blacktip, bonnethead, banteng, martil besar, lemon dan hiu bidan. Ketujuh spesies ini banyak ditemukan di wilayah perairan South Florida.
"Kadar racun BMAA dalam sampel cukup mengkhawatirkan, tidak hanya dalam sup tetapi juga dalam suplemen sirip ikan hiu," kata Deborah Mash, salah seorang ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip dari Healthday, Jumat (2/3/2012).
Dalam penelitian terdahulunya, Mash dan rekan-rekannya telah menyimpulkan bahwa pasien yang mendertia alzheimer dan kerusakan otak lainnya memiliki kadar BMAA lebih tinggi di otaknya. Kadarnya mencapai 256 nanogram/mg, padahal seharusnya tidak ada sama sekali.
Kadar racun BMAA dalam sirip ikan hiu dikatakan mengkhawatirkan karena cukup tinggi untuk memicu kerusakan saraf di otak. Dari ketujuh spesies ikan hiu yang diteliti, kadar racun BMAA berkisar antara 144 hingga 1.836 nanogram/mg di setiap potongan siripnya.
Sumber: detikHealth
No comments:
Post a Comment