Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa
asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya
upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan
sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih
saja serba kekurangan.
Dengan nada bosan dan
tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, "Gadis muda. Kamu salah
alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau
memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa
aku yang harus membantu?"
Tampak dia tidak mempercayai
sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan pandangan tidak
berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.
Tetapi
sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, "Tuan, kalau boleh,
apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan
hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan
saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi."
Dengan
heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap,
segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang
dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas
tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang
tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana.
Usahanya
berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi
si hartawan, "Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan
sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu."
Lalu
si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari
sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan
hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa
meninjau.
Dia sangat terkesan dan kemudian malahan
menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik,
dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba
kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang,
hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan
anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan
dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa selalu
bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.
Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan
lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin
memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja
orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang
sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik
siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil.
Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya dan lambat atau cepat
akan memberi pengakuan pada kita.
Tapi jangan heran, saat
kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang
paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan diremehkan tidak
marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap
rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan
yang lebih besar.
No comments:
Post a Comment