Dan kewajiban kami tidak lain " hanyalah menyampaikan" (perintah Allah) "dengan jelas" . (QS. Yasin (36) : 17)
Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari, sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda: ''Agama itu adalah nasehat.''
Kami bertanya: ''Untuk siapa?'' Sabda beliau: ''Untuk Allah,
kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum
muslimin.'' (HR Muslim).
Kalimat
''agama adalah nasehat'' maksudnya adalah sebagai tiang dan penopang
agama, sebagaimana halnya sabda Nabi shalallahu alaihi wa salam ''haji
adalah Arafah'', maksudnya bahwa wukuf di 'Arafah adalah tiang dan
bagian terpenting haji.
Tentang penafsiran kata ''nasehat'' dan berbagai cabangnya, Khathabi dan ulama-ulama lainnya mengatakan:
Pertama,
nasehat untuk Allah, maksudnya beriman semata-mata kepada-Nya,
menjauhkan diri dari syirik dan sikap ingkar terhadap sifat-sifatNya,
memberikan kepada Allah sifat-sifat sempurna dan segala keagungan,
menyucikan-Nya dari segala kekurangan, menaati-Nya, menjauhkan diri
dari perbuatan dosa, mencintai dan membenci sesuatu semata-mata
karena-Nya, berjihad menghadapi orang-orang kafir, mengakui dan
bersyukur atas semua nikmat-Nya, berlaku ikhlas dalam segala urusan,
mengajak melakukan segala hal-hal yang baik sebagaimana disebutkan di
atas, menganjurkan orang lain untuk berbuat semacam itu, dan bersikap
lemah lembut kepada sesama manusia. Khatabi berkata: ''Secara
prinsip, sifat-sifat baik tersebut kebaikannya kembali kepada pelakunya
sendiri, karena Allah tidak memerlukan kebaikan dari siapa pun.''
Kedua,
nasehat untuk kitab-Nya, maksudnya adalah beriman kepada firman-firman
Allah dan diturunkan-Nya firman-firman itu kepada rasul-Nya, meyakini
bahwa itu semua tidaklah sama dengan perkataan manusia dan tiada pula
dapat dibandingkan dengan perkataan siapa pun. Kemudian menghormati
firman Allah, membacanya dengan sungguh-sungguh, melafazhkannya dengan
baik dengan sikap rendah hati dalam membacanya, menjaganya dari takwil
orang-orang yang menyimpang, membenarkan segala isinya, mengikuti
hukum-hukumnya, memahami berbagai macam ilmunya dan kalimat-kalimat
perumpamaannya, mengambilnya sebagai pelajaran, merenungkan segala
keajaibannya, mengamalkan dan menerima apa adanya tentang ayat-ayat
mutasyabih, mengkaji ayat-ayat yang bersifat umum, dan mengajak manusia
pada hal-hal sebagaimana tersebut di atas dalam mengimani kitabullah.
Ketiga,
nasehat untuk rasul-Nya, maksudnya membenarkan ajaran-ajarannya,
mengimani semua yang dibawanya, menaati perintah dan larangannya,
membelanya semasa hidup maupun sesudah matinya, melawan para musuhnya,
membela para pengikutnya, menghormati haknya, memuliakannya,
menghidupkan sunnahnya, mengikuti seruannya, menyebarluaskan
tuntunannya, tidak menuduhnya melakukan hal yang tidak baik,
menyebarluaskan ilmunya dan memahami segala arti dari ilmu-ilmu itu,
mengajak manusia kepada ajarannya, berlaku santun dalam mengajarkannya,
mengagungkannya dan berlaku baik ketika membaca sunnah-sunnahnya, tidak
membicarakan hal-hal yang tidak diketahuinya tentang sunnahnya,
memuliakan para pengikut sunnahnya, meniru akhlak dan kesopanannya,
mencintai keluarganya, para sahabatnya, meniggalkan orang yang melakukan
perkara bid'ah dan orang yang tidak mengakui salah seorang shahabat
beliau dan lain sebagainya.
Keempat,
nasehat untuk para pemimpin umat Islam, maksudnya ialah menolong mereka
dalam kebenaran, menaati perintah mereka dan memperingatkan kesalahan
mereka "dengan lemah lembut", memberitahu mereka jika
mereka lupa, memberitahukan kepada mereka apa yang menjadi hak-hak kaum
muslim, tidak melawan mreka dengan senjata, dan makmum shalat di
belakang mereka, berjihad bersama mereka dan mendo'akan mereka untuk
mendapatkan kebaikan.
Kelima, nasehat
untuk seluruh kaum muslimin selain para penguasa, maksudnya ialah
memberikan bimbingan kepada mereka apa yang dapat memberikan kebaikan
bagi mereka dalam urusan dunia dan akhirat, memberikan bantuan kepada
mereka, menutup aib dan cacat mereka, menghindarkan mereka dari hal-hal
yang membahayakan dan mengusahakan kebaikan bagi mereka, menyuruh
mereka berbuat ma'ruf dan mencegah mereka dari kemungkaran dengan sikap
santun dan ikhlas, kasih sayang dengan mereka, memuliakan yang tua dan
menyayangi yang muda, memberikan nasihat yang baik kepada mereka,
menjauhi kebencian dan kedengkian, mencintai sesuatu yang menjadi hak
mereka seperti mencintai sesuatu yang menjadi miliknya sendiri, tidak
menyukai sesuatu yang tidak mereka sukai sebagaimana yang ia sendiri
tidak menyukainya, melindungi harta dan kehormatan mereka, dan
sebagainya baik dengan ucapan maupun perbuatan serta menganjurkan
kepada mereka untuk menerapkan perilaku-perilaku tersebut diatas.
Memberi nasihat merupakan fardhu kifayah, jika telah ada yang melaksanakannya, maka yang lain terlepas dari kewajiban ini. Hal ini merupakan suatu keharusan yang dikerjakan sesuai kemampuan.
Nasehat dalam bahasa Arab artinya membersihkan atau memurnikan seperti pada kalimat ''nashakhtul 'asala''
artinya saya membersihkan madu sampai tinggal tersisa yang murni. Akan
tetapi, ada yang mengatakan bahwa nasehat juga mempunyai makna lain.
Wallahu’alam bishowab
No comments:
Post a Comment