Sebagai pengguna perangkat mobile — notebook, netbook, ultrabook, tablet, MP3 player, sampai ponsel dan smartphone – kamu mungkin pernah merasakan baterai perangkatmu menjadi sangat panas saat dipakai atau saat di-charge. Hat-hati, kalau menjadi terlampau panas, baterai bisa terbakar dan bahkan meledak loh!
Kasusnya meledaknya baterai Li-ion (Lithium-Ion) di perangkat mobile cukup banyak muncul belakangan ini. Di Cina, baterai di iPhone yang sedang di-charge bahkan sampai menyebabkan seorang pramugari yang menjawab panggilan telepon itu tewas.
Sebelumnya, beberapa kasus ledakan dan kebakaran gara-gara baterai yang kepanasan pernah terjadi di produk laptop Sony, Dell, Acer, Toshiba, Lenovo dan HP. Para produsen ini kemudian menarik kembali baterai yang terkemas di laptop-nya.
Kalau kepanasan, baterai Li-Ion bisa terbakar dan mungkin saja meledak, melontarkan serpihan-serpihan metal ke segala penjuru ruangan. Pertanyaannya, kok baterai Li-Ion bisa sampai meledak ya?
Begini. Di dalam baterai Li-Ion ada kontainer-kontainer bertekanan yang menampung kumparan metal dan cairan mengandung lithium yang mudah terbakar. Proses manufaktur menciptakan potongan-potongan kecil metal yang mengapung dalam cairan. Sel-sel dari baterai Li-ion juga mengadung pemisah yang mencegah anoda dan katoda, alias kutub postif dan negatif, saling bersentuhan.
Nah, jika baterai kepanasan (suhunya mulai dari 65 – 176 derajat Celcius), karena dipakai atau di-charge potongan-potongan metal itu mungkin berpindah, mirip butiran-butiran beras yang mengapung di sepanci air. Jika potongan metal itu berada terlalu dekat pemisah, ia dapat melubangi pemisah dan menyebabkan korslet.
Kalau korslet, ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi:
- Jika timbul percikan, cairan yang mudah terbakar itu akan menyala, menyebabkan kebakaran
- Jika suhu meningkat dengan lambat, baterai bisa meleleh dan cairan di dalamnya merembas keluar.
- Jika suhu di dalam baterai naik dengan cepat, baterai bisa meledak karena tekanan yang meningkat
Nah, agar baterai Li-Ion yang tertanam di perangkat mobile-mu tidak bermasalah, yuk ikuti tips berikut:
- Belilah baterai dan charger langsung dari pihak-pertama atau sumber yang direkomendasikan manufaktur. Membeli produk palsu atau baterai yang kurang baik dari pihak ketiga akan memperbesar peluang timbulnya masalah di kemudian hari.
- Jangan biarkan baterai yang dilepas berhubungan dengan objek metal, seperti koin, kunci, atau perhiasan. Objek metal dapat menyebabkan korslet listrik dan menyebabkan masalah ketika sirkit proteksi internal tidak berfungsi dengan baik.
- Jangan melubangi, meremas atau menekan kuat-kuat baterai karena bisa memicu korslet internal yang menyebabkan kepanasan.
- Jangan meletakkan ponsel atau baterai di tempat yang bisa menjadi sangat panas, seperti dekat kompor/oven/setrikaan, pemanas air atau dashboard mobil di musim panas.
- Jika kamu menjatuhkan ponsel atau laptop di permukaan yang keras, baterainya mungkin rusak. Jika kamu curiga baterai tersebut tidak berfungsi dengan baik, periksakan ke service center.
- Jika ponselmu basah, kontak baterai atau sirkitnya mungkin perlahan-lahan terkorosi dan bisa menjadi masalah. Ini kendati perangkat tersebut kemudian kering dan berfungsi dengan normal.
- Jika kamu melihat baterai melembung, bocor atau ketidaknormalan lainnya, segera hentikan penggunaan baterai.
Lalu bagaimana jika baterai Li-Ion di perangkatmu sampai terbakar? Jangan panik. Padamkan api dengan air. Begitu saran Prevention Research Institute dan FAA. Jangan lupa cabut dulu perangkatmu dari jala-jala listrik, jika memungkinkan.
No comments:
Post a Comment