“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur “ (QS. As Sajdah : 9)
Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan kita sebagai terbaik dan memberikan kita bekal untuk mengenal Alloh dengan sebenar-benarnya baik yang berupa hati, akal, pendengaran, penglihatan, dan masih banyak lagi bekal yang diberikan Alloh kepada kita agar kita mengenal Alloh dengan sebenar-benarnya. Alangkah hinanya kita bila kita tidak mengenal Dzat yang telah menciptakan kita, menghidupkan kita, mematikan kita, mencukupi segala kebutuhan kita, mencurahkan kasih saying-Nya kepada kita dan seabrek anugrah lain yang diberikan kepada kita. Semoga kita menjadi hamba yang selalu mensyukurinya.
Sahabat sekalian, ketika kita sedang berduaan dengan orang lain, tentu rasanya akan berbeda antara dengan orang yang kita kenal dengan yang tidak kita kenal. Berduaan dengan orang yang kita kenal tentu akan lebih mengasyikkan ketimbang dengan orang yang tidak kita kenal. Lebih-lebih kepada orang yang kita cintai, tentu akan memberikan kesan yang mendalam dibanding yang tidak. Demikian pula bila kita berduaan dengan Alloh , tentu rasanya akan lain bila kita belum mengenal Alloh dibandingkan kita sudah mengenal Alloh. Lebih-lebih bila kita menaruh rasa cinta kita pada-Nya.
Semakin banyak mengenal orang semakin banyak pula kita bergaul. Dan dengan banyak bergaul tentu akan banyak hal yang berpengaruh dalam kehidupan kita. Lebih-lebih bila kita banyak bergaul dengan Alloh , tentu akan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Sekedar sapaanpun, akan berbeda antara orang yang banyak mengenal Alloh dengan orang yang tidak mengenal Alloh. Orang yang mengenal Alloh minimal dia akan mengucapkan Assalamu’alaikum. Bukankah itu do’a agar Alloh memberikan keselamatan bagi kita.
Sahabat sekalian terkadang untuk mengenali benda dalam suatu penelitian seberapapun biayanya kita berusaha keras untuk mendapatkannya. Namun untuk mengenal Alloh kita seringkali mengacuhkannya. Untuk mengenal Alloh berbeda dengan untuk mengenal suatu benda. Untuk mengenal Alloh dapat ditempuh dengan Al Quran, hadits, dan lewat mahluk-Nya.
Di dalam Al Quran, Alloh menyebut manusia minimal dalam 5 nama. Lima nama ini kalau kita perhatikan dengan baik, menerangkan perubahan demi perubahan pada diri kita. kelima nama tersebut adalah :
1. Basyarun
Kata basyarun dapat kita temui dalam surat Al Kahfi (18) : 110. Dalam terjemahan bahasa Arab katabasyar berarti manusia biasa. Kata ini diambil dari kata bisyarotun yang berarti kulit luar, yang mewakili wujud atau penampakan. Manusia yang termasuk dalam kategori ini adalah orang yang melihat atau menilai sesuatu dari penampilan luarnya saja, seperti pakaiannnya, wajahnya, atau materi-materi lain yang melekat pada dirinya.
Sosok basyar ini hampir ada pada setiap anak kecil, yang mana mereka menilai segala sesuatu hanya dari kemasan luarnya saja. Sifat ini juga ada pada kebanyakan binatang, semisal kita menilai seekor burung dari suaranya, atau kucing dari bulunya. Dan seiring dengan bertambahnya usia, ke-basyar-an ini juga akan berubah. Lalu bagaimana dengan kita. Apakah kita akan menilai seseorang dari luarnya saja. Menilai seseorang karena cantiknya wajah, bagusnya pakaian, mewahnya kendaraan, tingginya kedudukan. Lalu apa bedanya kita dengan anak kecil!. Padahal Alloh Subhanahu wa Ta’ala memuliakan seseorang bukanlah dari penampakannya, melainkan dari tingkat ketaqwaannya. Sebagaimana penegasan Alloh dalam QS. Al Hujurat (49) : 13, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa diantaramu “.
2. Insan
Kata insan dapat kita jumpai dalam surat Al A’laq : 2. Kata insan berasal dari kata nissanun yang berarti lupa. Alloh memberi gelar insan karena manusia tempatnya lupa. Namun bukan berarti manusia harus sering lupa. Orang yang pelupa tentu akan sangat rugi. Dalam berdagang misalnya, kalau ia sering lupa harga tentu akan lebih sering rugi ketimbang untung. Manusia akan rugi jika memposisikan diri sebagai insan. Dia akan menjadikan dirinya lupa, dan alangkah ruginya kalau sampai ia melupakan saat perjumpaan dengan Alloh , melupakan adanya hari akhir, melupakan adanya siksa kubur, siksa neraka, dan melupakan nikmatnya surga.
Sahabat sekalian, orang akan tahu makna bahagia manakala ia pernah menderita, seperti orang dikatakan sakit manakala pernah sehat. Demikian pula sosok insan. Sosok insan adalah sosok yang kadang lupa dan kadang ingat, kadang berbuat baik dan kadang berbuat jahat sehingga kerugian tidak selamanya melekat pada dirinya. Sosok seperti ini banyak terdapat pada anak yang menginjak dewasa.
3. Insun
Kata insun dapat kita jumpai dalam surat Adz Dzariyat : 56. Kata insun diambil dari kata annisun atauannisa’, yang berarti lembut. Sahabat sekalian, sosok insun adalah sosok yang sudah menampakkan kelembutan. Ia mempunyai kepekaan dan kecenderungan kepada kebenaran. Lazimnya, sosok ini ada pada manusia yang sudah baligh. Orang dalam kategori ini akan mudah tergetar hatinya ketika mendengar ‘asma Alloh . Ia juga memiliki rasa empati ketika melihat kesulitan orang lain, dan mudah tersentuh hatinya ketika mendengar kebaikan, kabenaran ataupun nasehat dari orang lain. Itulah sosok insun.
4. ‘Abdun
Kita dapat menjumpai kata ‘abdun juga pada surat Adz Dzariyat : 56. Orang yang memposisikan diri benar-benar sebagai insun suatu saat akan menjadi ‘abdun. Sosok ‘abdi adalah sosok yang merasa hina di hadapan tuannya. Demikian pula dengan ‘abdun, ia akan senantiasa merasa hina di hadapan Alloh. Sosok ini senantiasa menyesuaikan dirinya dengan apa yang dikehendaki Rabbnya.
Alkisah seorang cucu yang berusaha menyenangkan hati neneknya dengan menyuguhkan teh untuknya. Si anak telah diberitahu takaran gula untuk nenek tersebut. Namun setelah dirasakannya, terasa kurang manis, sehingga ditambahinya gula. Ternyata hingga malam hari minuman itu masih utuh. Setelah ditanya kepada sang nenek, ternyata beliau merasa minuman itu terlalu manis baginya.
Begitulah perumpamaan ukuran sesuatu yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut orang lain dan sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Alloh. Oleh karena itu sahabat sekalian, hendaknya kita selalu memohon pada Alloh untuk diberi petunjuk-Nya, karena Dialah Yang Maha Tahu segala sesuatu. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala : “..boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal baik bagimu menurut Alloh , dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal amat buruk bagimu menurut Alloh . Alloh Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak.” (QS. Al Baqarah (2) : 216)
5. Khalifah
Kata ini kita jumpai pada surat Al Baqarah : 30. Khallifah sering diartikan sebagai pemimpin. Sosok pemimpin adalah sosok pilihan. Dan sosok khalifah adalah sosok yang dicintai Alloh. Kehadiran sosok ini selalu dirindukan orang. Tiadalah ia memandang kecuali pandangannnya menyejukkan orang lain. Tiadalah ia berucap kecuali menentramkan orang lain. Setiap kata, setiap tingkah lakunya akan mengingatkan orang akan ke-Agungan Alloh Azza wa Jalla. Itulah sosok khalifah.
Demikianlah gelar-gelar bagi kita sebagai manusia. Yang menjadi persoalan dan perlu kita renungkan adalah termasuk golongan manakah kita ini ?.
Semoga Alloh menggolongkan kita sebagai golongan terbaik, yang mencintai-Nya dan dicintai-Nya, yang mengingatkan orang akan ke-Agungan Alloh bila melihat kita, yang selalu memberikan kemanfaatan bagi siapapun yang merasakan kehadiran kita. Amiin.
Wallahu a’lamu bish showab
No comments:
Post a Comment