Ketika malware menyerang, dampaknya pada data pengguna bisa demikian besar. Lebih menakutkan lagi, tidak ada jaminan bahwa informasi berharga yang hilang bisa kembali.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh B2B International dan Kaspersky Lab pada Juni–September lalu, hanya 39% pengguna yang berhasil mendapatkan kembali seluruh data mereka yang hilang karena serangan malware. Sedangkan 61% lainnya kehilangan sebagian data mereka selamanya.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa satu dari tiap lima serangan berhasil mencuri atau merusak data rahasia.
Dari 61% korban di atas, 17% korban kehilangan atau mengalami kerusakan data penting yang tidak bisa didapatkan kembali dengan cara apapun, sementara 44% lainnya hanya bisa mendapatkan kembali sebagian data mereka yang hilang atau rusak. Padahal data ini sangat berharga bagi pengguna.
Survei di atas menunjukkan bahwa 56% responden menyatakan nilai data mereka lebih berharga dibanding nilai dari komputernya sendiri. Para pengguna bahkan rela membayar demi mendapatkan kembali data mereka. Satu dari 10 korban rela membayar orang lain untuk mencoba mendapatkan kembali data mereka.
"Namun, data recovery seringkali terlambat dilakukan sehingga tidak semua data bisa ditarik kembali. Sebagai contoh, pakar IT yang dibayar pengguna pun tetap tidak bisa melakukan apa-apa jika komputer pengguna telah terinfeksi file encryptor, yaitu program berbahaya yang mengenkripsi file pengguna," kata Kaspersky, dalam keterangannya, Minggu (15/9/2013).
Untuk membuka enkripsi, diperlukan kunci khusus dan satu-satunya cara untuk mendapatkan kunci tersebut adalah dengan berhubungan langsung dengan pelaku, yang biasanya akan menuntut tebusan.
Kasperksy menambahkan, salah satu contoh malware paling berbahaya yang memiliki file encryptor adalah Seftad. Sebuah serangan Seftad yang berhasil mencapai sasaran tidak hanya mampu mengenkripsi foto dan video pengguna tetapi juga mengenkripsi master boot record (MBC) komputer.
"Pengenkripsian tersebut benar-benar mencabut akses atas komputer dan bisa merusak seluruh program yang ada di hard disk secara permanen," ujar perusahaan keamanan yang berbasis di Rusia tersebut.
Adakah cara agar kita tidak kehilangan informasi berharga akibat serangan malware berbahaya? Bukan hanya ada tetapi banyak pilihan yang bisa digunakan termasuk langkah ekstrim, yaitu tidak menyimpan data penting di perangkat digital.
Namun sejatinya ada dua hal yang bisa dilakukan oleh pengguna, pertama adalah backup rutin dan kedua adalah solusi perlindungan yang handal.
No comments:
Post a Comment