Wednesday, November 30, 2016

6 Cara agar Tak Terjebak Jadi Workaholic


Kini semakin banyak orang, terutama wanita, memiliki tendensi mengorbankan terlalu banyak hal dalam hidup demi pekerjaan dan menjadi seorang workaholic atau penggila kerja. Padahal menjadi seorang penggila kerja belum tentu baik untuk Anda.

Umumnya, kecenderungan workaholic membuat seseorang melupakan banyak hal pribadi, mengabaikan kesehatan, dan hal-hal menyenangkan dalam hidupnya demi pekerjaan. Hal ini akan lebih buruk jika seorang penggila kerja telah berkeluarga dan mengabaikan keluarganya.

Menjadi penggila kerja bukanlah jaminan untuk meraih sukses. Jadilah wise worker atau pekerja yang cerdas, yang mampu memberikan porsi seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Apalah artinya pekerjaan yang bagus, jabatan tinggi, dan gaji yang besar jika Anda selalu merasa kesepian dan tegang memikirkan pekerjaan. Lalu, bagaimana caranya agar tak terjebak menjadi penggila kerja?
1. Kesehatan lebih penting daripada harta
Semua orang pasti pernah mendengar ungkapan ini, tapi tak semuanya menerapkannya dalam kehidupan. Bekerja tak mengenal waktu setiap hari bukanlah hal yang sehat. Ada banyak penyakit mengintai jika Anda termasuk seseorang yang betah duduk di depan komputer selama belasan jam dan sering terlambat, bahkan melewatkan waktu makan.

Bekerja terlalu keras bahkan tak hanya memberikan konsekuensi buruk bagi kondisi fisik, tapi juga mental Anda. Bekerja boleh saja, tapi jangan sampai mengabaikan kesehatan. Tunjang fisik Anda dengan asupan makanan sehat dan teratur. Sepadat apa pun pekerjaan, jangan abaikan waktu makan. Luangkan waktu berolahraga, meski itu hanya berjalan kaki.

2. Jangan tidur bersama telepon selulere
Bagaimanapun, tubuh Anda butuh istirahat. Minimal Anda harus mendapatkan tidur malam berkualitas dengan waktu yang cukup, 7-8 jam setiap hari. Jauhkan semua perangkat komunikasi dari tempat tidur agar Anda tak tergoda mengangkat telepon, membaca pesan, dan membalas surel dari ponsel. Kecuali ada hal yang sangat mendesak dan tidak bisa ditunda, abaikan semua panggilan dari ponsel di waktu tidur malam.

Lagi pula, kurang tidur juga akan membuat penampilan Anda buruk: wajah pucat, mata berkantong dan hitam, kulit kering, dan wajah Anda dijamin tidak terlihat segar ketika bekerja esok hari.

3. Tetapkan batasan
Buatlah batasan yang jelas, sejauh mana pekerjaan boleh mengganggu waktu pribadi Anda. Upayakan agar Anda hanya menyentuh pekerjaan di hari kerja, tidak di akhir pekan atau hari libur. Jika Anda bekerja di rumah, buatlah jadwal kapan waktunya Anda bekerja dan kapan Anda beristirahat. Anda harus memegang komitmen dan tidak melanggarnya, lagi-lagi kecuali untuk kondisi mendesak.

4. Temukan hobi baru
Berhentilah berpikir tentang pekerjaan terus-menerus. Tubuh dan pikiran Anda butuh kegiatan yang menyegarkan, yang melemaskan otot dan otak. Carilah hobi baru. Temukan hal-hal yang membuat Anda berbahagia, santai, dan melupakan urusan pekerjaan. Lebih baik lagi jika Anda bisa bergabung dalam sebuah komunitas yang menyangkut hobi baru Anda. Kegiatan baru dan lingkungan baru pasti lebih menggairahkan hidup Anda.

5. Habiskan waktu lebih banyak bersama teman-teman
Sudah berapa lama Anda tak berkumpul bersama teman lama karena sibuk kerja? Sudah berapa banyak acara penting dan gosip-gosip seputar teman yang Anda lewatkan? Oke, Anda tak mungkin hang out setiap hari, tapi setidaknya luangkan waktu sekali dalam sebulan untuk mengejar ketertinggalan gosip-gosip terbaru. Bersenang-senanglah bersama kawan-kawan lama, mengobrol, tertawa, dan lupakan tentang pekerjaan.

6. Pergilah berlibur
Hal penting yang harus Anda lakukan ketika kehidupan Anda mulai didominasi urusan kerja, ambillah cuti, lalu pergi berlibur. Ajaklah sahabat, keluarga, atau tak masalah jika harus pergi sendiri. Pergilah ke tempat-tempat baru yang belum pernah Anda kunjungi.

Pergilah ke tempat yang paling ingin Anda datangi. Nikmati suasana baru, pemandangan indah, udara segar, makanan enak, dan lingkungan yang jauh dari pekerjaan. Liburan akan memberikan pengalaman baru, memberikan perspektif baru, membuat pikiran Anda lebih rileks, dan membuat hidup Anda lebih hidup.

3 Ancaman Terbesar dari Rokok Elektrik, Waspadalah !


Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengingatkan masyarakat mengenai sejumlah bahaya rokok elektrik. Di antara bahayanya adalah mempercepat timbulnya penyakit berbahaya, mengandung lebih banyak racun, dan banyak mengandung nikotin berbahaya.

Hal tersebut dipicu banyaknya perokok yang beralih dari rokok bakar ke rokok elektrik dengan alasan lebih tidak membahayakan. Padahal, ternyata rokok elektrik jauh lebih berbahaya dibandingkan rokok yang dibakar pada umumnya. Berikut beberapa bahaya dari rokok elektrik seperti dikutip dari Antara.

1. Rokok elektrik mempercepat timbulnya penyakit berbahaya
"Sekarang dengan rokok elektrik dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun sudah kena kanker paru-paru," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, saat ditemui usai menjadi pembicara dalam lokakarya "generasi muda bebas dari miras oplosan" di Denpasar, Selasa (29/11/2016).

Menurutnya, rokok konvensional dan rokok elektrik sama-sama tidak baik bagi kesehatan, namun rokok elektrik memiliki pemicu yang lebih cepat dibandingkan rokok konvensional, seperti rokok linting, yang menyebabkan kanker sekitar 30 tahun kemudian.
2. Rokok elektrik mengandung lebih banyak racun
Gede Wira Sunetra menjelaskan rokok elektrik memiliki kandungan nikotin cair yang lebih berbahaya, termasuk adanya kandungan racun sianida, karbondioksida, tar, hingga racun tikus. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) melalui Info POM Volume16 nomor 5 edisi September-Oktober 2015 terkait Bahaya Rokok Elektronik menyebutkan bahwa rokok elektronik atau elektrik memiliki efek yang merugikan.

Kandungan pada cairan rokok elektronik berbeda-beda, namun pada umumnya berisi larutan terdiri dari empat jenis campuran yaitu nikotin, propilen glikol, gliserin, air, dan flavoring atau perisa.

3. Rokok elektrik mengandung nikotin berbahaya
BPOM menyebutkan nikotin adalah zat yang sangat adiktif yang dapat merangsang sistem saraf, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Selain itu, nikotin terbukti memiliki efek buruk pada proses reproduksi, berat badan janin, dan perkembangan otak anak. 

Efek kronis yang berhubungan dengan paparan nikotin antara lain gangguan pada pembuluh darah, seperti penyempitan atau pengentalan darah. Kandungan kadar nikotin dalam likuid rokok elektrik bervariasi dari kadar rendah hingga kadar tinggi.

Namun seringkali kadar nikotin yang tertera di label tidak sesuai dan berbeda signifikan dari kadar yang diukur sebenarnya. Beberapa studi di dunia telah membuktikan inkonsistensi kadar nikotin tersebut. Demikian pula, hasil pengujian laboratorium oleh Badan POM terhadap tujuh merek likuid rokok elektronik yang dijual melalui kedai rokok dan secara online ditemukan empat merek diantaranya menunjukkan hasil kadar nikotin positif yang berbeda dengan yang tertera di label dengan simpangan deviasi sebesar 12,8 hingga 19,8 persen.

Nikotin apabila digunakan secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama dan bertahap akan terakumulasi dalam tubuh sehingga tidak dapat ditoleransi oleh tubuh dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius.

https://cantik.tempo.co/read/news/2016/11/30/332824186/3-ancaman-terbesar-dari-rokok-elektrik-waspadalah