Wednesday, April 30, 2014

Inilah Tips Bersihkan Smartphone Layar Sentuh dari Sidik Jari


Perkembangan smartphone saat ini telah menggunakan layar sentuh. Sehingga tak jarang bekas sidik jari menjadi hal yang menjengkelkan bagi pemilik smartphone layar sentuh. Akibatnya layar sentuh terlihat kotor dan membuat tak nyaman untuk dilihat.
Untuk menghindari bekas sidik jari tentunya dilakukan dengan membersihkan layar sentuh dengan sesering mungkin. Tetapi jika menggunakan cara yang salah dalam membersihkannya, maka layar pun tidak dijamin bebas dari sidik jari.
Dilansir dari Wikihow, berikut cara membersihkan layar snetuh dari bekas sidik jari secara benar:
1. Gunakan kain microfiber
Kebanyakan orang menggunakan kapas, tisu atau kain lembut untuk membersihkan layar sentuh perangkatnya. Namun, ada baiknya pilih saja kain microfiber yang biasanya digunakan untuk membersihkan lensa kacamata.
Kain ini sangat cocok digunakan untuk membersihkan layar sentuh karena ukuran seratnya yang kecil dan halus. Selain itu, microfiber juga murah dan awet digunakan.
2. Matikan perangkat sebelum dibersihkan
Biasanya bekas sidik jari akan terlihat jelas ketika layar sentuh tidak aktif. Oleh karenanya, matikan saja atau jangan hidupkan layar ketika membersihkannya.
3. Bersihkan dalam lingkaran kecil
Jangan membersihkan layar dengan cara menggosokkan kain secara vertikal atau horizontal. Bersihkan dengan cara melingkar karena lebih efektif untuk menghapus bekas sidik jari tanpa meninggalkan bekas.
4.Gunakan cairan pembersih jika diperlukan
Teteskan sedikit saja cairan pembersih layar yang banyak beredar di pasaran saat ini. Cairan tersebut bisa digunakan untuk membersihkan layar yang terlalu kering.
Cara penggunaannya, teteskan cairan ke kain yang digunakan untuk membersihkan. Jangan langsung meneteskan cairan ke layar karena hanya akan meninggalkan bekas air yang susah dibersihkan.
5. Biarkan kering
Jika layar dibersihkan dengan cairan pembersih, jangan lap cairan tersebut sampai kering. Asal tidak terlalu tebal, biarkan saja sisa cairan yang ada mengering sendiri.

Orang Mudah Bergosip dan Berbohong pada Siang Hari


Pagi adalah awal yang baru dan membawa perasaan optimistis pada diri kita. Belum ada urusan yang mengganggu kita pada pagi hari. Kita pun keluar rumah dengan penuh harapan dan bisa mencapai banyak target.

Kemudian pagi berganti siang. Tetapi, sejauh ini Anda belum bisa melakukan apa yang sudah direncanakan. Mood mulai berantakan dan kita jadi mudah marah. Rasa lelah pada siang hari juga membuat kita jadi kehilangan semangat dan ingin bersantai.

Sebuah studi mengenai psikologi bahkan menyebutkan, pada siang hari orang-orang cenderung lebih pemalas, gampang berbohong, dan senang bergosip.

"Sejak kita bangun pada pagi hari, rutinitas sehari-hari membutuhkan pengendalian diri. Sejak pagi kita sudah harus membuat keputusan; sarapan dengan menu apa, pergi naik apa, termasuk harus memikirkan kata-kata yang tepat kepada orang lain. Setiap orang mengatur dan mengendalikan keinginan mereka," kata Maryan Kouchaki dan Isaac Smith, peneliti bidang psikologi dari Universitas Harvard.

Ia menjelaskan, kesibukan harian yang padat sejak pagi bisa mengikis kemampuan seseorang untuk bersikap sesuai norma. "Dengan kata lain, seseorang lebih gampang untuk bersikap sopan dan baik, serta menahan godaan pada pagi hari dibanding pada waktu lain," katanya.

Penelitian juga menunjukkan, kemampuan mengendalikan diri cenderung berkurang pada siang hari. Selain itu, pada siang hari seseorang juga lebih mungkin untuk berbohong atau bergosip. 

Menyadari "kelemahan" manusia ini, tentu kita belajar untuk mengorganisasi kesibukan kita. Tugas-tugas yang sulit dan membutuhkan konsentrasi penuh sebaiknya diselesaikan pada pagi hari. Sementara tugas yang tidak terlalu sulit bisa dilakukan pada siang atau sore hari.

Sumber :

Sunday, April 20, 2014

Install Super Manager di Android dan Rasakan Manfaatnya


Super Manager, salah satu aplikasi gratis yang wajib dimilik oleh pengguna Android. Aplikasi buatan pihak ketiga ini berfungsi untuk mengelola gadget Androd secara keseluruhan mulai dari instalasi, konfigurasi atau menghapus software dari Andoird.
Bukan hanya itu saja, Super Manager juga bisa dijadikan sebagai aplikasi untuk mengontrol penggunaan memory pada Android. Lebih jelasnya, berikut ini beberapa manfaat yang bisa diambil dari aplikasi Super Manager:

1) Task Manager
Seperti namanya, aplikasi ini digunakan untuk mengelola aplikasi yang sedang dijalankan di Ponsel Android. Sama seperti Task Manager pada Windows, anda bisa memonitor penggunaan memory, media penyimpanan data pada setiap aplikasi dan banyak hal lagi. Fungsi ini mirip dengan aplikasi Advanced Task Killertetapi mempunyai fungsi yang lebih luas.

Task manager pada android

2) APK Manager
Fungsi yang satu ini digunakan untuk mengelola aplikasi pada Android. Kalau di Windows fungsi ini dinamakan Add Remove Program yang digunakan untuk menambah, memodifikasi fitur atau membuang aplikasi dari system. Penggunaanya pun cukup mudah karena terdapat icon-icon kecil dengan gambar yang familier seperti yang terdapat pada Windows.
APK Manager mirip dengan aplikasi Easy Uninstaller, bedanya kalau ini bisa digunakan untuk menginstall, memodifikai dan menghapus aplikasi. Kalau Easy Uninstaller hanya bisa untuk membuang aplikasi saja.

APK Manager pada Android
3) File Explorer
Pada dasarnya fungsi ini sama dengan file manager yang lain yaitu untuk mengekplorasi file-file yang ada pada Android. Bedanya, aplikasi ini support buat Android yang sudah di-rooting yang artinya bisa digunakan untuk membuka, menyalin, merubah nama dan bahkan menghapus file-file yang sebelumnya tidak bisa dibuka ketika menggunakan user biasa.
Read write rooting Andoid

4) Backup Restore
Seperti namanya, fungsi ini digunakan untuk mem-backup data pada Android. Meskipun begitu data yang di-backup bukan keseluruhan system seperti saat anda mem-backup menggunakan ClockWorkMod.

5) Settings
Seperti namanya, menu ini digunakan untuk mengatur semua fungsi pada aplikasi Super Manager. Mulai dari akses ke file system (Khusus Android yang sudah di rooting), Mobile Control, Full Screen mode, mengatur besarnya font, menambah password, menganalisa aplikasi background dan banyak lagi.
Konfigurasi keseluruhan ponsel Android

Lalu bagaimana cara menambahkan aplikasi Super Manager ke ponsel Android? Sangat mudah sekali, cukup masuk ke Andoird Market dan cari App dengan kata kunci Super Manager. Aplikasi ini tersedia dalam dua versi yaitu versi lite (Gratis) dan full version (Berlisensi). Jika hanya untuk keperluan pribadi (Biasa-biasa saja), versi lite sudah lebih dari cukup untuk melaksanakan semua perintah pada Android.

Selamat mencoba!


Cara Format Ulang Perangkat Chromebook


Chromebook adalah perangkat notebook yang mengusung konsep sedikit berbeda, kendati diklaim anti hacker dan mempunyai ketangguhan yang lebih baik ketimbang notebook biasa, bukan berarti perangkat ini anti masalah.

Seperti perangkat komputer lainnya, Chromebook juga sangat mungkin mengalami kesalahan sistem yang membutuhkan penangangan ekstrim salah satunya format ulang komputer. Masalahnya bagaimana sih cara format ulang Cromebook dan apakah dibutuhkan tool tambahan?
Jawabannya tidak perlu, karena Chromebook sudah menyedian dua tool yang dapat digunakan untuk memformat ulang sistem yakni Powerwash dan Full Recovery.
  • Buka menu Settings di area status kemudian klik Show Advanced Settings
  • Temukan opsi Powerwash kemudian klik tombol berlabel Powerwash.
 Cara Format Ulang Perangkat Chromebook
  • Jika muncul jendela popup klik Restart dan tunggu proses recovery berjalan.
Cara Format Ulang Perangkat Chromebook

Mudah ternyata ya? Sebelum memutuskan untuk megaktifkan fitur Powerwash, harap diingat bahwa tindakan ini akan menghapus data-data lokal Anda, untuk itu pastikan Anda memiliki data cadangan untuk dikembalikan. Alternatif paling baik, selalu simpan data penting di Google Drive agar nanti dapat dengan mudah dilakukan proses sinkronisasi.

Semoga bermanfaat

Wednesday, April 2, 2014

Ajarkan Anak Menggunakan Kata TOLONG, TERIMA KASIH, PERMISI & MAAF


Psikolog Evi Sukmaningrum, Psi, MSi, dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta, mengatakan, usia batita memang saat yang tepat memperkenalkan hal-hal yang baik termasuk mengajarkan kata-kata sopan. Mengapa? Ada beberapa alasan, antara lain, di usia 18 bulan-2 tahun anak sedang belajar menggunakan kata sifat seperti bagus, jelek, panas, dingin, dan sebagainya.

Selanjutnya, di usia 2-3 tahun, anak tak lagi bicara egosentris dan menjadi lebih sosial. Ditambah lagi di usia ini, pemahaman reseptif anak mulai jalan karena kemampuannya dalam mengeksplorasi, observasi, untuk kemudian meniru sedang berkembang. Jadi memang inilah saatnya mengajarkan kata "terima kasih", "permisi", "tolong", "maaf", dan sebagainya.

Cara yang paling efektif adalah memberi contoh langsung saat anak beraktivitas sehingga ia dapat sekaligus belajar menggunakan kosakata tersebut pada momen yang tepat.

* TOLONG

Gunakan kata “tolong” setiap kali membutuhkan bantuan orang lain. Contoh:

• “Adek, tolong dong botol susu yang kosong di kamar diambil.”

• “Mbak, tolong bantu Adek memakai sepatu ya.”

• “Pa, tolong bantu gendong Adek ke kamar mandi, ya.”



* TERIMA KASIH

Gunakan kata “terima kasih” setiap selesai mengerjakan sesuatu. Contoh:

• “Terima kasih Sayang, sudah membantu membereskan mainan. Besok lagi kalau sudah selesai bermain, masukkan lagi ke dalam kotaknya ya.”

• “Terima kasih Mbak, sudah menyiapkan susu Adek.”

• “Terima kasih Papa sudah mengajak Adek berenang.”



* PERMISI

Gunakan kata “permisi” untuk suasana yang tepat, misalnya saat meminta jalan di supermarket karena trolley terhalang, bertamu, melompati seseorang, dan sebagainya. Contoh:

• “Permisi, kereta Adek mau lewat ya, Pak.”

• “Permisi Mbak, Adek mau lompat.”



* MAAF

Gunakan kata “maaf” untuk menunjukkan rasa bersalah/penyesalan. Contoh:

• “Maaf ya Sayang, Mama pulang terlambat karena harus ke dokter dulu.”

• “Ayo bilang, maaf ya Mbak, Adek memukul.”

• “Maaf ya Pa, tidak jadi berenang minggu ini.”

Melalui pengenalan kosakata kesopanan saat berkomunikasi dengan orang lain, anak juga akan terkondisikan untuk mengapresiasi nilai-nilai positif. Secara tidak langsung ia belajar menghargai orang lain, berbesar hati mengakui kesalahan, serta menunjukkan empati melalui kata-kata.

Umpama, saat mengucapkan “maaf” karena telah melakukan suatu kesalahan, orangtua bisa mencontohkan kontak mata sehingga anak bisa merasakan penyesalan yang mengiringi permintaan maaf itu. Selain itu juga mendorong anak untuk “bertanggung jawab” atas kesalahan yang dilakukannya. Ia menumpahkan susu temannya, selain minta maaf sodorkan susu miliknya untuk diberikan pada temannya sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab.

Saat mengucapkan kata “tolong”, orangtua bisa mencontohkan bahwa ia sungguh-sungguh meminta bantuan orang lain. Setelah dibantu, ucapkan “terima kasih” juga dilakukan dengan tulus. Dari situ anak akan belajar ketulusan dan kesadaran bahwa ia membutuhkan orang lain.

Sumber : NAKITA

4 Tahap Memberi Maaf


Nyatanya, memaafkan bukanlah hal yang mudah dilakukan. Meski begitu, memaafkan adalah jalan terbaik untuk membuat hati tenang dan bisa terus menjalani hidup dengan baik. 

Menurut Roslina Verauli, psikolog dan penulis buku Love Cold, ada empat fase memberi maaf, yaitu:

1. Membuka diri.

Individu perlu memahami betapa besar dampak mendendam, marah, dan benci bagi kehidupannya sendiri.

2. Membuat keputusan.

Saatnya individu membuat keputusan, akan tetap menyimpan emosi negatif atau justru berbenah dan memaafkan.

3. Bertindak.

Individu berpusat pada isu atau masalah secara langsung. Sehingga secara otomatis mengesampingkan "pelaku". Kemudian mencoba mengubah perspektif tentang masalah yang terjadi. Berpikir dari berbagai perspektif dan dimensi untuk membangun "reframing" sejumlah skema dan penghayatan yang dimiliki tentang kejadian yang dianggap menyakitkan.
Jadi, sebenarnya memaafkan tidak berkaitan dengan melupakan, menyangkal. Apalagi menekan perasaan, dengan mengatakan masalah tidak akan terjadi. Atau tidak merasa sakit hati dan kemudian mentoleransi kejadian yang menyakitkan.

4. Pendalaman.
Ketika "reframing" berhasil, masalah akan mampu dilihat dari perspektif yang berbeda secara mendalam.Sehingga tiba-tiba saja emosi yang tadinya negatif berubah menjadi netral karena pemahaman tentang masalah sudah berubah.

Saat itulah seseorang akan siap memaafkan. Jadi bukan sekadar memaafkan tapi tak bisa melupakan. Melainkan memaafkan untuk memiliki hidup yang lebih baik.

Memaafkan tak hanya meningkatkan kebijaksanaan dan kematangan secara emosional, tapi juga meningkatkan kebahagiaan. Jadi, alih-alih menyimpan dendam alangkah lebih baik jika berusaha memaafkan.

Meskipun faktanya sejumlah orang merasa lebih nyaman menyimpan amarah, karena merasa punya hak untuk tetap marah, sakit hati, hingga ingin membalas dendam.

Satu hal lagi, memaafkan bukan hanya memberi hadiah bagi orang lain yang dimaafkan. Justru dengan memaafkan, Anda sedang memberi hadiah bagi diri sendiri.

Sumber : CHIC

Kenapa Orang Susah Sekali Minta Maaf ?


Pernahkah melihat orang menerobos antrian, menyikut badan kita di jalan sempit, bahkan menyerempet spion kita di jalan, namun kemudian ia ngeloyor pergi, tanpa mengucap kata “maaf”? Di lingkungan kerja, terkadang kita juga menemui orang yang terlambat datang meeting, tidak menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya, tanpa ungkapan rasa bersalah karena telah merugikan orang lain.

Dalam situasi ini, kita sering tidak habis pikir, mengapa orang tidak segera meminta maaf, meski ia sadar telah membuat kesalahan? Padahal, di Jepang kita mengetahui kata “gomenasai” begitu sering mereka ucapkan dalam situasi keseharian, sehingga bisa dikatakan merupakan salah satu ciri budaya Jepang yang menekankan kepedulian dalam hubungan antarmanusia.

Permintaan maaf yang tulus adalah konsep positif, namun ternyata tidak selalu diyakini sebagai hal yang "seksi" dan “in”. Gubernur baru, yang meminta maaf atas kesalahan personilnya, bahkan dicemooh dan dianggap melakukan tindakan pencitraan yang ”garing”.

Kita juga beberapa kali menyaksikan betapa pihak yang dalam profesinya melakukan kesalahan, malah sibuk mencari alasan atau “kambing hitam”, tidak secara terbuka mau mengakui kesalahannya, misalnya saja kasus salah obat yang mengakibatkan penderitaan pasien atau salah hitung dalam konstruksi yang menyebabkan orang celaka.

Dalam hubungan kerja, kita tentu bisa melihat banyak kejadian yang bisa melukai hubungan personal, misalnya menyalahkan orang lain tanpa mengecek kebenarannya. Meski kemudian orang tersebut tahu kejadiannya tidak benar, namun hal ini dianggap sebagai angin lalu saja. Tampaknya, banyak orang tidak menyadari sikap ini bisa mengakibatkan hilangnya motivasi dan respek dari orang lain.

Kita bisa melihat betapa meminta maaf, bukan hal mudah. Tidak sedikit karyawan mengeluhkan atasannya yang enggan mengakui kesalahan, meski nyata-nyata kesalahannya bisa dilihat oleh semua orang. Dalam lirik lagunya, Elton John bahkan mengungkapkan: "Sorry seems to be the hardest word".

Meski sulit, nyatanya orang seperti Lance Armstrong, secara dramatik dan tegar, berani meminta maaf kepada keluarganya dan para pendukungnya, karena kasus doping yang mengharuskannya mengembalikan 7 medali kejuaraan Tour de France. Dalam skala besar, kita pun menyaksikan kejantanan Akio Toyoda, CEO Toyota, meminta maaf kepada pemerintah Amerika, tentang kesalahan produksi mobil Prius.

Meski tidak mudah, kita segera melihat betapa tindakan meminta maaf sangat penting dalam memperkuat dan memperbaiki hubungan interpersonal, yang demikian pentingnya dalam tugas kelompok, organisasi, bahkan negara. Bukankah permintaan maaf yang tulus pun sangat diperlukan untuk memulai negosiasi, menyelesaikan konflik dan memperbaiki rasa percaya?

Alat reparasi hubungan

Kita tentu tahu betapa para frontliner dilatih keras untuk menampilkan empati dan segera menyatakan permohonan maaf saat ada produk, servis atau situasi yang tidak berkenan bagi pelanggan. Tindakan meminta maaf ini jelas sangat kritikal untuk memastikan pelanggan tidak makin kecewa, hubungan tidak rusak, bahkan kemudian mengharapkan situasi ini membuat pelanggan semakin “engaged”. Ini contoh nyata betapa “maaf” merupakan alat ampuh untuk mereparasi hubungan.

Dalam kerja tim dan organisasi, di mana kita tidak mungkin menghindari situasi konflik dan sakit hati, jelas berlaku pula hal yang sama. Meski dengan niat baik, kadang kita mengeluarkan kata kasar, mencerca, mendiskreditkan rekan kerja, bawahan atau bahkan atasan, yang menyebabkan hubungan interpersonal terlukai. Kita tentu bisa membayangkan betapa permintaan maaf bisa memfasilitasi perbaikan hubungan, bahkan menghindari perginya seseorang dari tim.

Permintaan maaf di budaya barat banyak diartikan sebagai pengakuan bahwa seseorang bertanggung jawab terhadap situasi yang terjadi. Sementara, dalam budaya Jepang, permintaan maaf lebih mengungkapkan "rasa menyesal" bahwa situasi itu terjadi. Apapun latar belakangnya, permintaan maaf sebenarnya bisa menggambarkan kematangan emosional seseorang. Saat meminta maaf, individu sebetulnya menyalurkan emosi positifnya. Inilah sesungguhnya yang merupakan latihan menuju tingkat kematangan emosi yang lebih tinggi.

The power of "sorry”

Mengapa orang sering enggan meminta maaf? Jawabannya adalah: ego. Penelitian Dr Tyler Okimoto, dari University of Queensland, menemukan bahwa orang-orang yang enggan meminta maaf biasanya merasa dirinya memiliki power yang lebih besar dari orang lain. Psikolog Andrew Howell dan rekan-rekannya di Grant MacEwan University Edmonton membuktikan bahwa orang menjaga “self esteem”-nya melalui keengganan meminta maaf. Dari studi lain, dikatakan ada juga pola asuh yang salah, sehingga membelenggu individu dari tindakan meminta maaf.

“Sejak kecil saya diharuskan meminta maaf untuk hal yang menurut saya bukan salah saya.” Dengan pengalaman ini, individu kemudian mengembangkan pandangan bahwa meminta maaf adalah seperti menaruh kepala di tiang gantungan, menyerahkan diri, dan tidak berdaya.

Kita tentu sadar bahwa tidak ada hubungan yang langsung berjalan mulus, baik antar individu, maupun dalam kelompok. Ini terjadi antara orang tua-anak, suami-istri, CEO dan grup pimpinan perusahaan, atasan-bawahan, di mana-mana. Jelas, kita tidak bisa menghindar dari upaya memperbaiki hubungan. Rasa jumawa, gengsi, dan tidak mau kalah, harus kita telan, agar kita bisa terbiasa mengucapkan maaf.

Pertama-tama kita perlu melihat bahwa kita salah dan kita berniat tulus untuk memperbaiki hubungan. Pengakuan pada diri sendiri inilah langkah besar dan paling berat dari keseluruhan proses. Pemahaman ini yang akan membuat intensi memperbaiki hubungan lebih mudah terlihat dan terasa oleh orang lain.

Dengan kejujuran ini, kadang orang bahkan tidak perlu lagi memberi penjelasan akan kesalahannya. Saat meminta maaf, kita sebetulnya pun tidak perlu menuntut diberi maaf, karena niat kita hanya mengakui kesalahan dan memperbaiki hubungan. Bagi kita yang ingin melatih mengembangkan sikap gentle ini, ingat saja rumus “3 R”: “Regret, Responsibility, dan Remedy.”. Permintaan maaf kita pasti akan bisa dirasakan kedalamannya.

3 Cara Terburuk untuk Minta Maaf


"Orang akan membuat pernyataan maaf karena merasa wajib saja, karena mereka tidak bertanggungjawab dengan perbuatan mereka," kata Jodi R. R. Smith, penulis buku From Clueless to Class Act: Manners for the Modern Woman.

Tetapi bila teman Anda mengatakan bahwa Anda tidak terkesan merasa bersalah sama sekali, hubungan Anda mungkin akan memburuk. Bahkan, mungkin akan berakhir. "Tetapi, apakah menelepon mereka karena permintaan maaf mereka yang buruk akan membantu?" lanjut Smith. Bila Anda mendengar permintaan maaf palsu seperti itu, Anda bisa menjawab, "Terima kasih sudah meminta maaf", atau, "Iya, aku maafin."

Lalu, permintaan maaf seperti apa yang tidak disarankan olehnya?

1. "Maaf, aku membuatmu kesal."

Permintaan maaf ini tidak sungguh-sungguh menunjukkan penyesalan dari si peminta maaf. Sebenarnya, Anda tidak betul-betul menyesali perbuatan Anda. Malah, sebenarnya Anda tidak melihat ada alasan untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi. Anda meminta maaf justru karena lawan bicara Anda lah yang harus memperbaiki apa yang dilakukannya.

2. "Aku minta maaf, tapi...."

Contohnya, Anda melanjutkan ucapan permintaan maaf Anda seperti ini, "Sori aku menghilangkan bukumu yang aku pinjam, tapi kamu kenapa enggak bilang sebelumnya kalau kamu belum selesai membacanya? Lagipula, waktu itu banyak teman kosku yang datang dan membaca-baca buku di kamarku, jadi aku enggak memperhatikan siapa yang membawa buku itu."

Dengan mengatakan seperti ini Anda secara tak langsung mengatakan Anda punya banyak alasan yang membuat Anda terbebas dari kesalahan. Kesalahan tersebut separuhnya datang dari teman Anda sendiri, dan separuhnya lagi datang dari lingkungan yang tidak dapat Anda kontrol.

3. "Aku tahu kamu akan memaafkan aku, karena kamu orang yang bijaksana, dan kita semua kan selalu membuat kesalahan."

Orang yang mendengarkan pernyataan maaf Anda ini bisa saja menangkap maksud terselubung Anda, yaitu bahwa Anda tidak merasa bersalah. Setiap orang pasti berbuat kesalahan, jadi Anda sebenarnya hanya bersikap sebagai manusia pada umumnya. Orang lain tak perlu bereaksi terlalu ekstrim atas kesalahan Anda, kecuali mereka memang tidak pernah berbuat salah.

Agar Maaf Anda Terdengar Tulus


Seharmonis apa pun hubungan Anda dengan pasangan, suatu ketika pasti akan terjadi perdebatan maupun adu argumen yang tak tertahankan. Agar dapat berbaikan, salah satu pihak harus mengalah. Lebih baik lagi apabila yang mengalah ini mau mengakui kesalahannya dengan tulus, bukannya malah memancing kemarahan dan pertengkaran lainnya.

Menurut Laurie Puhn, pengacara dan mediator untuk masalah pernikahan sekaligus penulis buku Fight Less, Love More: 5-Minute Conversations to Change Your Relationship Without Blowing Up or Giving In, sebagian pasangan sulit mengutarakan permintaan maaf yang tulus. Padahal, di dalam hati kecilnya mereka sangat menyesal. Untuk itu, ia menganjurkan Anda menguasai empat teknik berikut ini, agar pertengkaran bisa diselesaikan tanpa harus menciptakan yang lainnya.

1. Beri kesan kesalahan Anda lebih besar daripada yang dilakukan penjahat mana pun.
Hindari meminta maaf disertai pembelaan diri yang menyatakan bahwa yang Anda perbuat itu sebenarnya bukan masalah besar. Atau mengatakan bahwa Anda tidak bermaksud melakukannya serta menambahkan pernyataan bahwa pasangan saja yang bersikap berlebihan. Ini hanya akan memancing argumentasi selanjutnya, bukannya penyelesaian masalah. Lebih baik, cukup katakan bahwa Anda sadar telah melakukan kesalahan besar. Atau menyatakan bahwa seharusnya Anda tidak melakukan hal itu.

2. Sertai permintaan maaf dengan alasan mengapa Anda berbuat salah.
Jika Anda hanya berkata, "Maaf ya, aku lupa kita sudah janji mau nonton", kalimat ini kesannya menggantung dan bisa membuka ruang untuk insiden saling menyalahkan berikutnya. Sebaiknya kalau Anda benar-benar ingin minta maaf, jelaskanlah alasan Anda. Kenapa Anda sampai lupa janji mau nonton dengan pasangan, misalnya karena Anda sudah terlanjur pergi bersama teman dan tidak bisa pulang begitu saja.

3. Hindari menambahkan kata "tapi" setelah meminta maaf.
Kata yang satu ini dapat menghancurkan seluruh kalimat tulus yang sebelumnya Anda ucapkan. Sebab, kata "tapi" menyiratkan bahwa Anda sebenarnya tidak merasa sebegitu bersalahnya dan menganggap pasangan juga memiliki kesalahan yang sama beratnya.

4. Berikan kata maaf, bukan hadiah.
Tidak ada yang dapat menggantikan kata-kata tulus dalam meminta maaf. Tidak ada gunanya merayu pasangan dengan membelikan benda kesayangannya. Bahkan tak jarang barang pemberian Anda ini dianggap sebagai tanda bahwa Anda tidak paham di mana letak kesalahan, yang penting minta maaf dan selesai. Jika memang Anda ingin memberi hadiah, lakukanlah nanti setelah perdamaian telah tercipta. Ini akan lebih dihargai oleh pasangan.

Jika Merasa Salah, Jangan Ragu Meminta Maaf


Menurut Beverly Engel, penulis buku The Power of Apology, sebagian orang menganggap meminta maaf berhubungan dengan harga diri dan menunjukkan kelemahan diri. Tapi sebenarnya, meminta maaf adalah bentuk penyembuhan harga diri dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk memaafkan Anda.

Selain itu, meminta maaf juga akan mengobati hubungan yang terjalin. Dalam meminta maaf, hal yang terpenting adalah etiket dan sikap Anda. Engel memberikan tiga poin penting dalam meminta maaf:

1. Mempertimbangkan hubungan dengan lawan bicara Anda
Sadari bahwa hubungan pertemanan atau hubungan cinta yang Anda bina selama ini penting untuk dipertahankan. Jika Anda sudah menentukan hal ini, maka Anda akan menyadari betapa pentingnya meminta maaf. ''Serius meminta maaf akan membuat Anda dihargai oleh orang lain,'' ujar Lauren Bloom, penulis buku The Art of Apology.

2. Ekspresikan perasaan menyesal
Saat mengatakan Anda menyesal, tunjukkan empati dan perasaan Anda. Sadari bahwa Anda telah berbuat salah dan menyakiti orang lain. ''Jangan tersenyum atau terlihat tinggi hati saat meminta maaf,'' ujar Engel. Tapi pasanglah wajah sedih, dan tunjukkan bahwa Anda bertanggung jawab dan punya kemauan untuk memperbaiki kesalahan. Tak ada gunanya mencari-cari kesalahan orang lain. Jangan menunjukkan sifat defensif atau mencari-cari alasan pembenaran. Karena bukannya reda, kemarahan lawan bicara justru meluap.

3. Temukan “obatnya”
Anda merasa bersalah dan ingin membayar kesalahan itu? Cukup dengan menumpahkan perasaan Anda pada orang yang Anda percaya. Cara lainnya adalah dengan mencari hiburan seperti membaca buku yang bisa membuat Anda melupakan kejadian yang ada. Manusia memang tidak pernah luput dari kesalahan, tapi bagaimana Anda mencoba memperbaiki kesalahan itulah yang terpenting.

Sumber : CHIC